Dalam dua minggu ini saya sedang menikmati karir baru sebagai vlogger.

Melalui kanal saya di YouTube, awalnya saya mengunggah vlog pengalaman saya “Pergi Ke Kantor Naik MRT”.

Vlog ini lumayan mendapat sambutan yang meriah di Facebook dan di YouTube. Karena MRT sedang “happening” di Indonesia, Jakarta khususnya, video saya menuai panen views.

Namun jumlah views yang dipanen sebenernya masih dalam bilangan ratusan.

Sampai di hari Minggu siang, saat sedang santai melihat YouTube di komputer rumah, saya menyadari satu fitur YouTube yang tidak pernah saya gunakan: mengunggah tampilan cover screen untuk membuat thumbnail video kita lebih cakep dilihat.

Ternyata dengan upaya kecil seperti ini sudah cukup menarik perhatian para pemirsa YouTube untuk meng-klik video saya.

Alhasil views cepat beranjak ke angka 1,000.

Dan dalam hitungan jam, seiring dengan derasnya komentar dan likes para pemirsa, video saya masuk ke dalam “Recommended videos” untuk video bertema MRT.

Dan memang karena tema MRT ini sedang heits di Indonesia, video saya ditonton puluhan ribu kali. Apalagi dibumbui dengan perseteruan netijen mengenai pilihan capres nya. Topiknya apalagi kalau bukan kontroversi “klaim Jokowi mengenai MRT”

Hehehe.. walaupun diskusinya lebih bersifat dangkal ala cebong-kampret, tapi bagaimana pun hal tersebut berpengaruh pada traffic, dan meningkatkan popularitas video saya.

Saya jadi semakin paham kekuatan vlogging di YouTube dan mengapa banyak sekali anak yang bercita-cita kalau besar menjadi YouTuber.

Pertama, jumlah traffic di Indonesia yang sangat besar.

Kalau saya mengunggah tulisan di blog saya ini, maksimum hits per hari untuk tulisan saya yang populer adalah 100. Sedangkan video saya kemarin dengan mudah mencapai ribuan hits per hari.

Bahkan untuk video ketiga dari seri “Pengalaman Naik MRT” ini bisa meraih 70.000 views hanya dalam 3 hari. Luar biasa bukan?

Hal ini juga membuktikan kalau masyarakat saat ini lebih senang dengan budaya menonton, daripada membaca.

Hal lain adalah popularitas topik sangat berkontribusi pada kenaikan traffic kanal.

Seperti topik MRT yang saya unggah. Tanpa sadar, ternyata topik ini adalah salah satu topik populer di masyarakat. Antusiasme masyarakat untuk menyaksikan moda transportasi publik modern ini memancing mereka untuk menyaksikan video saya dan berkomentar.

Apalagi topik yang mampu memancing kontroversi. Seperti isu seputar pencalonan Pilpres, ataupun kisah drama selebriti. Dijamin video Anda akan penuh dengan komentar netijen yang beradu pendapat, yang ujung-ujungnya “menyundul” video Anda di barisan recommended videos YouTube.

Saya termasuk yang tidak setuju dengan meraih untung dari isu kontroversial seperti ini. Apalagi kalau hanya mengunggah berita bohong atau sensasi yang tidak jelas dasarnya.

Tapi itulah bangsa kita. Bangsa yang suka drama.

Dan terakhir, konsistensi tema dan content sangat berpengaruh dalam meraih subscribers.

Sampai saat ini saya telah mengunggah tiga video mengenai MRT. Salah satu komentar di video pertama menyarankan saya untuk terus mengunggah vlog mengenai MRT.

Dan karena memang sedang excited dengan MRT ini, secara rumah saya dan kantor dilalui jalurnya, saya kemudian meneruskan cerita “Pulang Kantor Naik MRT” dan “Bawa Sepeda Naik MRT”.

Ternyata benar adanya. Video-video saya ini meraih puluhan ribu hits dalam sehari. Comments dan likes ribuan. Jumlah subscriber meningkat pesat dari 30 sebelum unggahan mengenai MRT ini, menjadi lebih dari 2.000 subscribers saat ini.

Menyenangkan juga ya ternyata. Hahaha.

Tinggal sekarang istiqomah dalam nge-vlog dan mencari tema dan topik yang konsisten untuk kanal YouTube saya.

Ada yang punya saran?