Umroh Bulan Rajab

Saya dan Elok saat Umroh di bulan Januari 2025 (Rajab 1446H)

Saat kami berangkat kami sudah menyadari kalau umroh di bulan Januari akan ramai. Karena cuaca yang bersahabat di musim dingin Timur Tengah. Dan bertepatan dengan libur Imlek baik di Indonesia ataupun di beberapa negara lain. 

Tapi ternyata yang kita temui memang kondisinya sangat ramai. Ternyata selain libur Imlek, bulan Rajab juga merupakan favorit dari warga Timur Tengah untuk beribadah Umroh. Bulan meminta ampunan katanya, sebelum Ramadhan. 

Oleh karenanya kondisinya penuh sesak. Terutama di Mekkah. Kalau di Madinah masih lumayan nyaman. 

Kondisi sesak semakin dirasakan saat Tawaf. Untuk memutari Kabah kita perlu energi ekstra karena hampir tidak ada tempat kosong. Apalagi kalau sudah mendekati Hajar Aswad dan Maqom Ibrahim. Tenaga perlu saya kerahkan untuk memastikan istri saya tidak tergencet jamaah Timur Tengah yang umumnya badannya besar-besar. Saya sebelumnya tidak pernah secapek ini kalau sedang Tawaf. Apalagi kemudian harus dilanjutkan dengan Sai. Yang walaupun lebih lega kondisinya, namun secara jarak kan lumayan juga menempuhnya. Cukup lelah. Ya tapi mungkin juga pengaruh usia hehe. 

Kiri Atas: saat mengambil Miqot untuk Umroh kedua di Masjid Ju’ranah. Atas Tengah: kondisi sesak saat Tawaf. Kanan Atas: berpose di lorong Bir Ali yang ikonik. Bawah: Rombongan Umroh Khazzanah usai Umroh kedua.

Untuk mendapatkan tempat nyaman beribadah sholat wajib di Masjidil Haram, kami harus datang minimal 2 jam sebelum adzan. Kalau di bawah itu, dipastikan kita harus sholat di pelataran luar masjid. Untung saja cuaca tidak panas (di bawah 30 derajat celcius), sehingga sholat di luar pun tidak mengapa. Tapi tentunya lebih khusuk dan nyaman di dalam. 

Akibatnya, walaupun biro perjalanan Umroh kita memberi kesempatan 3 kali Umroh, namun saya dan Elok hanya ikut dua kali saja. Walaupun kita kemudian melakukan Tawaf Sunnah berdua saja di salah satu hari di Mekkah. Alhamdulillah.

Leave a comment