Fanta, si Simpul Jejaring Organisasi

Simpul Jejaring Organisasi

Di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, ada sosok aktor dalam Social Network kantor yang menurut saya seseorang yang paling pengaruh di perusahaan.

Dia bukan orang dengan posisi tertinggi di kantor. Bukan yang memegang kekuasaan terbesar. Namun aktor ini paling banyak berperan untuk memecahkan kebuntuan permasalahan di kantor. Memastikan eksekusi inisiatif berjalan sesuai rencana. Bahkan mendamaikan pihak-pihak yang sedang berkonflik.

Aktor ini adalah salah satu Direktur di perusahaan kami. Sebut saja namanya Fanta. Dia merupakan Direktur termuda di jajaran dewan Direksi. Masih berusia di awal 40an. Namun justru usianya tersebut yang membuat ia memiliki kelebihan: keluwesan menjalin hubungan dengan segala lapisan di perusahaan kami. Dari Dewan Direksi sampai dengan staf operasional di kantor cabang.

Keluwesannya menjalin hubungan ini dimanifestasikan dengan menemui secara langsung pihak-pihak lintas divisi, lintas Direktorat dan kadang juga melompati tingkatan. Banyak orang yang berpendapat dia “berpolitik”. Tapi saya melihat itu caranya untuk mengurai simpul-simpul kusut di dalam perusahaan, dan melumuri oli bagian mesin yang macet untuk membuat tujuan perusahaan tercapai. Kalau toh tujuan tersebut selaras dengan target posisi dia sebagai Direktur, siapa yang bisa menyalahkan?

Dia tak segan menghampiri meja tempat seorang staff, untuk memastikan tugas yang dibebankan kepada staff tersebut terlaksana. Mengajak makan orang-orang yang ingin dia pengaruhi agar mendukung keputusannya. Tak ragu-ragu mengadakan meeting impromptu dengan mengundang banyak pihak sekaligus untuk berdiskusi di ruangannya dan mengambil keputusan dengan cepat. Tak jarang juga dia membisiki dan mengingatkan peserta rapat Direksi apabila dia melihat ada gelagat arah diskusi semakin tidak produktif.

Memang tidak semua yang dia rencanakan terlaksana. Namun pada akhirnya, banyak hal yang dapat selesai dan dicapai lebih cepat berkat kemampuannya membangun dan memanfaatkan jejaring ini. Atasannya pun, sang Direktur Utama tidak bisa menafikan hal ini. Beliau selalu membutuhkan masukan dari si Fanta dalam pertimbangannya. Karena Fanta yang tahu persis apa yang terjadi di level manajerial sampai operasional perusahaan. Pun iklim dan morale yang sedang diirasakan oleh orang-orang di dalamnya.

He does invest time in building relationships with people around. By making a time to meet and spend time with them. It takes a lot of energy and courage, I suppose. But he does it naturally. He is the most successful person I’ve ever seen in my corporate life, who is able to extend his circle of influence, reaching wide and touching deep to the heart of organization.

Tapi dalam diskusi dalam kelas kuliah Doktoral saya hari ini (jujur, tulisan ini pun berawal dari tugas kelas “Social Network Analysis”) – kami pun mendiskusikan fenomena ini. Secara teori, peran yang dimainkan oleh Fanta ini menunjukkan dia memiliki “Degree of Centrality” dan “Betweeness Centrality”. Alur informasi perusahaan banyak yang melalui dia, atau dia tangkap. Dan Fanta dapat menjadi penghubung dari simpul-simpul informasi yang bermukim di masing-masing individu organisasi.

Mengingat betapa sentral peran si Fanta, menarik saat diskusi beranjak ke dalam pertanyaan, “apakah memiliki orang seperti Fanta ini sehat atau tidak di organisasi?”

Saya tidak yakin jawabannya. Kalau dalam jangka pendek, menurut saya kehadiran Fanta dan perannya ini membawa efek positif terhadap organisasi.

Tapi seperti disampaikan Dosen pengajar kelas, sosok Fanta ini sangat jarang ditemukan. Sehingga, dalam jangka panjang, apakah sehat apabila perusahaan terlalu tergantung pada sosok unik ini? Apakah perusahaan dapat berjalan lancar tanpa kehadirannya? Apa jadinya kalau Fanta tiba-tiba tidak lagi ada di perusahaan? Siapa yang bisa menggantikan perannya tersebut?

Ada yang punya pendapat?

Leave a comment