
Enam bulan terakhir ini aku melayat 2 orang adik kelas yang meninggal dunia dalam usia yang relatif muda (early 30s).
Dari cerita kedua keluarga, satu hal yang aku bisa ambil pelajaran: keduanya pekerja keras, sangat berdedikasi pada profesinya, dan seringkali lebih mengutamakan keberhasilan tugasnya di atas kepentingan diri dan keluarganya. Keduanya sama-sama berhasil dalam karir, namun dengan harga mahal yang harus dibayar. Dengan sangat menyesal keduanya harus pergi dengan cepat karena tubuhnya tampak tak bisa mengimbangi tuntutan ritme kerja yang terakumulasi. Tanpa sadar ada bagian dalam tubuh yang tergerus kondisinya, dan bagai bom waktu menunggu waktu saat sang pemilik badan menyadarinya, yang sayangnya seringkali saat tersebut sudah terlambat.
Aku tidak mau berlagak berceramah, tapi selagi bisa, selagi masih ada waktu, marilah kita mengingatkan diri kita, mengingatkan keluarga kita, mengingatkan teman kita, bahwa hidup ini harus dilakoni dengan seimbang. Berikan prioritas pada Tuhan, berikan prioritas pada keluarga, berikan prioritas pada diri kita untuk jeda, karena sesungguhnya karir dan kerja bukanlah segalanya. Karir dan kerja adalah wahana untuk membahagiakan diri, keluarga dan beribadah kepada Tuhan, bukan sebaliknya.