Kulineran Pre Borobudur Run

Rombongan Sparungga dengan Mas Maryoto dan beberapa lokasi kulineran kami

Weekend ini saya kembali ke Jogja. Sebetulnya sih hanya mendarat pesawat di Jogja. Karena tujuan utama saya sebetulnya Magelang. Untuk ikut lomba lari Borobudur Marathon.

Kali ini saya datang dengan Sulis, teman lama sekaligus teman kantor. Akan bergabung dengan Agung dan Cika, teman kantor lama juga, yang sudah lebih dulu datang ke Magelang. Ya, kami berempat mendaftar lomba lari Borobudur Marathon di hari Minggu.

Kami pagi-pagi naik pesawat dari Jakarta. Mendarat di New Yogyakarta International Airport (NYIA), kami lanjut naik mobil ke arah Jogja. Mumpung sedang berada di Jogja dan Magelang, saya sempatkan waktu untuk tilik kuliner. Mengunjungi tempat-tempat makanan lokal yang heits. Berikut laporannya:

1. Soto Sholeh Al-Barokah Tegalrejo

Tempat pertama buat mampir adalah di Soto Sholeh Al-Barokah, yang terletak di Tegalrejo, Jogja. Turun dari pesawat dan jalan menuju kota Jogja dalam waktu 1 jam cukup membuat perut kelaparan.

Soto Sholeh ini langganan saya. Hampir tidak pernah lewat dari agenda kalau saya balik ke Jogja untuk mampir kesini. Sebetulnya ada pilihan soto yang lebih dekat: Soto Kadipiro. Tapi teman saya Sulis sepertinya ingin mencoba Soto Sholeh. Oke lah kita gas keun.

Seperti biasa saya pesan soto campur. Daging, kuah dan nasinya dicampur jadi satu dalam mangkok kecil. Tapi terus terang ada yang lain dari hidangan soto pagi ini. Yang biasanya seger, mantep, entah kenapa agak “sepo”. Seperti kurang bumbu.

Soto Pak Sholeh yang terselamatkan kerupuk dan potongan daging empal

Untungnya tertolong dengan potongan daging empal yang terkenal lezat. Dan juga krupuk uyel yang wajib jadi pendamping dalam makan soto.

Agak mengecewakan performance Soto Sholeh hari ini. Jadi agak nyesel, kenapa tadi nggak ke Kadipiro saja. Hehehe.

2. Sop Senerek Pak Parto

Selepas dari Pak Sholeh kita langsung menuju ke Magelang. Untuk mengambil Race Pack. Perjalanan cukup lama karena jalur utama kota Magelang yang macet. Dipenuhi para runners yang datang dari seluruh penjuru Indonesia.

Kelar ambil Race Pack, perut kembali lapar. Berdasarkan rekomendasi dari Agung dan Cika, kami menuju ke Rumah Makan Pak Parto dengan hidangan khasnya: Sop Senerek.

Plakat di dalam rumah makan Warung Nasi Sop Senerek Pak Parto
Sop Senerek + Nasi Rames + Lele dan Telur

Sop Senerek ini adalah sop bening yang berisi daging sapi, sayuran seperti wortel dan bayam, dan kacang merah.

Rasanya segar sekali. Sop saya nikmati sampai habis.

Saya sebetulnya juga memesan nasi rames. Yang isinya ikan lele, mie dan telur. Tapi pontennya biasa aja. Yang spesial memang sop beningnya. Lanjutt…

3. Es Murni Magelang

Butuh selingan setelah makan siang di Sop Senerek, kami mencari yang segar-segar. Karena udara Magelang yang panah sekali saat itu.

Ada beberapa warung es tradisional di Magelang. Tapi kami memilih untuk mengunjungi Es Murni Magelang.

Sparungga di Kedai Es Murni

Kedai es yang sudah berdiri sejak tahun 1968 ini ramai pengunjung. Yang disajikan dalam kedai ini ya cuman berbagai macam es.

Saya yang agak eneg, memilih untuk memesan es buah yang segar saja. Tanpa susu atau santan. Padahal sepertinya khas dari kedai ini adalah “Es Teler”. Yang somehow ditulis di menu sebagai “Es Teller”, which remind us whether there’s Es Customer Service, or Es Branch Ops. Doh, stop that garing bankers joke 🙂

Maaf saya tidak bisa melaporkan enak/tidaknya Es Teller tersebut. Nggak nyobain, dan nggak nanya ke teman juga yang memesan. Maybe next time.

4. Warung Wedang Kacang Kebon

Nah ini suprise hit. Kami diajak ke sini oleh Mas Maryoto. Wartawan Kompas senior, lulusan Fakultas Teknologi Pertanian UGM, yang dulu sering menulis soal budidaya makanan. Termasuk menyerempet ke arah kulineran.

Nah ternyata referensi wartawan senior ini tidak salah.

Rombongan di Wedang Kebon Kacang
Suasana warung dan sate pisang nagasari yang enak

Warung Wedang Kebin Kacang ini ukurannya kecil. Terletak di samping kali kecil di sudut kota Magelang. Mulai buka jam 16.30. Tapi saat kami sampai di sana sekitar jam 17.00 tempat sudah penuh sesak dan banyak antrian.

Saat mulai mencicipi wedang kacangnya, baru deh kita sadar kenapa kedainya rame. Rasanya wenak! Awalnya saat diajak kemari, kebayang wedang kacang dan ronde yang rasanya bakal bikin eneg. Ini sama sekali tidak. Rasa wedangnya tidak terlalu manis. Di dalam wedang, ada semacam ketan halus yang gurih. Dan tentu saja kacang. Perpaduannya pas banget.

Wedang Kacang yang juara!

Sambil nyeruput mangkok wedang, di meja sudah disajikan pisang goreng berbalut adonan. Seperti kue nagasari tapi ditusuk lidi sate. Unik dan enak.

Kami juga mencicipi lumpia goreng yang tidak kalah enaknya. Wah pokoke Wedang Kacang ini wajib kembali dikunjungi kalau kita ke Magelang.

5. Mangut Lele RM Purnama

Nah kalau ini memang planned repeated visit. Lima tahun sebelumnya, kami pernah makan di sini setelah main golf di Magelang. Rasa yang istimewa saat itu membuat kami selalu ingin kembali. Baru kejadian kemarin ini.

Tidak ada yang berubah dari Rumah Makan ini. Masih sama seperti lima tahun lalu. Meja kayu dan kursi aluminium dalam ruangan yang cukup luas tapi sederhana. Dengan sistem antrian pembelian dan pembayaran yang membingungkan. But don’t let that put you off. As you’ll find an outstanding culinary experience.

Kami berempat duduk di meja yang sama dari lima tahun lalu di Warung Makan Purnama

Uniknya, kami kembali duduk di meja dan kursi yang sama. Dekat jendela. Dan, sama seperti lima tahun lalu, saya juga kembali memesan mangut lele. Tentu saja dengan nasi putih yang dipenuhi dengan sayur pecel, udang goreng dan ikan wader kecil goreng tepung.

Sumptuous and delicious dish: Mangut Lele Purnama

Masya Allah paduan rasanya. Rasa mangut yang unik menyatu dengan sambal kacang pecel yang manis pedas. Gurih nan renyahnya udang dan wader memperlengkap kombinasi rasa yang kaya. Tak terasa satu piring penuh saya habiskan. Benar-benar sensasi kulineran lokal yang menawan. Hidangan yang sangat tepat untuk mengembalikan kalori yang hilang karena lomba Borobudur Marathon yang baru saja kami jalani.

Demikian laporan kulineran pre Borobudur Marathon. Semoga kami bisa kembali lagi tahun depan, dan menikmati hidangan kulineran yang lebih istimewa.

Sampai ketemu tahun depan!

Leave a comment