
Mengetahui bahwa saya akan mengikuti lomba Half Marathon secara dua pekan berturut-turut (yang tidak saya sadari saat mendaftar), saya dengan sengaja berlari dengan kecepatan ‘bersahabat’ minggu lalu di BFI Run.
Saya pakai acara ini sebagai event pemanasan untuk lomba LPS Monas Half Marathon hari Minggu kemarin. Dan ternyata, rencana saya bekerja dengan sangat baik.
Perencanaan Mencapai Target Waktu Half Marathon
Sudah sejak lama saya menetapkan target untuk berlari pada sub 2:15:00 di Half Marathon. Kalau saya ingat sejak pertama kali ikut lomba kategori jarak HM di Jakarta International Marathon. Tapi tidak pernah kesampaian. Personal Best (PB) saya adalah 2 jam 20 menit yang saya dapatkan saat Borobudur Marathon akhir tahun lalu.
Ternyata baru kali ini saya bisa mencapai target lari tersebut. Bahkan 1:30 menit lebih cepat. Yang juga berarti saya dapat memecahkan rekor PB saya.

Persiapan saya untuk lomba ini memang membantu. Selain warm-up race di BFI minggu lalu, saya juga mempelajari rute dengan cermat. Berdasarkan informasi resmi dari panitia, saya membuat rute lari di Strava. Dan rute ini kemudian di-synchronize dengan jam Garmin saya.
Menggunakan Fitur PacePro
Dengan bantuan fitur PacePro di jam tangan ini, saya kemudian dapat membuat pace plan dari awal sampai finish. Saya merencanakan negative split (rencana pacing yang semakin lama semakin cepat) berdasarkan pengalaman saya pada balapan sebelumnya. Karena biasanya di awal start masih conditioning, dan sering terhambat oleh peserta lain yang kemruyuk. Tambahan lagi, berkat pemahaman rute dan elevasi, saya dapat memutuskan di segmen mana saya dapat berlari lebih lambat atau lebih cepat.

Ini kali pertama saya menggunakan fitur PacePro. Sehingga saya pun berjaga-jaga dengan mencetak target waktu setiap 5 km, dan saya tempel di jam saya. Jadi saya bisa membandingkan performa saya saat lomba pada setiap 5 km tersebut.
Ternyata saat lomba, PacePro ini sangat membantu. Sekali lirik kita bisa langsung mengetahui apakah kita berlari lebih cepat atau lebih lambat dari target waktu kita.
Start yang Mulus
Salah satu yang saya suka dari penyelenggaraan LPS HM ini adalah pembagian lokasi start (Start Corral) yang membedakan peserta lari sesuai dengan perkiraan waktu lomba. Yang lebih cepat start di Corral terdepan.
Saya sendiri memilih Start Corral 2 jam 30 menit. Masih belum terlalu optimis untuk bisa berlari lebih cepat awalnya.
Ternyata saat mulai start, mungkin karena dikelompokkan dengan pelari yang memiliki pace hampir-hampir mirip, start jadi berlangsung mulus. Langsung berlari di kisaran pace 6:00.
Menengok jam Garmin saya, PacePro menunjukkan angka negatif. Awalnya saya kira ini saya berllari lebih lambat daripada target. Ternyata setelah 2 km saya baru sadar kalau ini berarti negative split, which means I run faster than plan. Good. Jadi semangat dan menambah energi.
Sepatu dan Running Form Baru
Di tengah lomba, saya juga somehow discover the right running form. “Running on toes” ternyata meningkat meningkatkan efisiensi berlari, dan menghasilkan kecepatan yang lebih cepat dengan jumlah energi yang sama.

Dan oh, sepatu baru saya juga ternyata sangat membantu: Saucony Endorphin Elite. Saya beli sepatu ini karena merasa sepatu lama saya, Nike Vaporfly 2% sudah terasa kurang empuk lagi. Dan ternyata, sebagai sepatu race, dengan cushion yang besar dan tebal di bagian jari-jari, sepatu ini terasa membantu saya mengoptimalkan running form.
Berkat sepatu dan running form baru ini, saya bisa konsisten berlari di bawah target pace 6:17. Dan akhirnya saya bisa finish di 2 jam 13 menit, dengan pace rata-rata 6:15. Alhamdulillah.
Lomba yang Menyenangkan
Secara keseluruhan, lomba LPS Half Marathon ini diatur dengan baik. Rutenya dirancang untuk dibuat sesteril mungkin. Dengan hanya satu jarak lomba, panitia jadi dengan mudah meng-organize penutupan jalan sampai waktu cut off point. Di CFD pun, walaupun bergabung dengan warga Jakarta yang sedang berolahraga, jalur lomba dipisahkan dan tidak ada perasaan terganggu sama sekali.
Race Pack Collection yang dilakukan di SPARK Senayan hari Sabtu sebelumnya juga menurut saya salah satu RPC event terbaik. Dengan fasilitas, perks dan merchandises yang cakep (saya jadi beli kaosnya yang saya pakai di lomba).

Dan di akhir lomba, peserta lomba yang bisa lari di bawah Cut Off Point mendapatkan hadiah yang keren selain medali: Finisher Jersey yang super cool. Kudos to the committees. See you next year!



Wow… mantap, mas. Saya baru newbie di dunia pelarian ini. Baca postingn ini tambah semangat. hehehe 😀
Semangat Maas.. bisa diliat dari postingan saya sebelumnya “Belajar Berlari”, saya juga pelari alumnus Covid.. pelan pelan ternyata bisa juga… dan yang penting menikmati! Enjoy running! Semangat!