
Tepat hari ini kami pacaran 26 tahun. Little we knew back then, ikrar “jadian” Mahasiswa UGM dan Undip di Semarang tersebut, bisa berlangsung sampai 26 tahun. Melalui periode backstreet, long distance relationship, dua kali putus-sambung, sampai akhirnya ke pelaminan.
“What doesn’t kill you, make you stronger” – begitu kata orang.
Dan saya rasa benar. Pun dalam kisah percintaan. Alhamdulillah, sampai sekarang kami masih mencintai satu sama lain. Pasang surut kehidupan membuat kita berdua mensyukuri apa yang kita miliki. Dan seperti yang Allah janjikan, apabila kita mensyukuri nikmat-Nya, Insya Allah dia akan menambah nikmat tersebut kepada umatnya yang bersyukur.
Sambil merenung, saya jadi teringat. Tahun ini siklus kehidupan kami tampaknya kembali ke titik awal. Apa pasal?
Tahun ini Insya Allah, Rafif, anak kami yang bungsu akan meninggalkan rumah untuk kuliah di luar Jakarta. Mengikuti jejak kakaknya, Aya, yang lebih dahulu menuntut ilmu di Jogja hampir dua tahun lalu.
Hidup kami kembali ke saat 26 tahun lalu. Hanya kami berdua di rumah. Tanpa anak-anak.
Sedih memang, namun itulah kehidupan. Kembali pada resep di atas: selama kita bersyukur dan pasrah karunia-Nya, Insya Allah akan diberikan nikmat yang tak putus bagi kami sekeluarga. Aamin.
Untuk pacarku Elok, I love you, still and always.