Hotel Paling Top di Mekkah

Saya dan Istri di depan hotel Dar Tawhid Intercontinenal Mekkah

Sudah sejak Manasik kedua di Jakarta, kita paham akan diinapkan di Hotel Dar Tawhid Intercontinental di Mekkah.

Saya tahu kalau ini salah hotel pertama yang didirikan di Mekkah. Atau kata lainnya, tua. Walaupun sempat kaget saat Elok informasikan hotel ini yang paling mahal rate per kamarnya kalau kita cek di Agoda.

Ternyata memang demikian adanya. Setelah beberapa hari menginap di hotel ini, saya setuju kalau ini adalah hotel paling top di Mekkah.

Apa pasal?

Utamanya adalah lokasi, lokasi, lokasi.

Memang lokasinya yang strategis membuat hotel ini aksesnya mudah ke beberapa tempat. Supermarket Bin Dawood tinggal menyeberang jalan. Begitu pula dengan Starbucks. Dan sederet restoran serta food court.

Tapi bukan itu alasan utama soal lokasinya.

Hotel ini lokasinya paling nempel ke serambi Masjid Al Haram. Bahkan banyak yang bilang kalau Hotel ini termasuk ke dalam area masjid.

Tidak mengherankan sih. Karena di hotel ini kita mendapati musholla yang luas dan nyaman. Yang memiliki fitur amat sangat spesial: langsung tersambung sound system imam dan adzan Masjidil Haram.

Jadi beberapa ustad mengatakan, kalau sholat di Mushola ini sama halnya dengan shalat di Masjid (walau pasti ada yang bilang di Masjid lebih utama, and I kinda agree). Tapi di saat kita ingin menghemat energi, karena jadwal perjalanan Haji yang panjang, sholat di Mushola ini benar-benar menjadi alternatif yang menyenangkan.

Kita tidak perlu antri dan rebutan tempat sholat di dalam Masjid, sebagaimana yang kini kerap kejadian. Karena jamaah yang amat sangat banyak. Di Masjid ini kita bisa sholat dengan khusyuk. Di karpet yang empuk. Dan dengan memandang pelataran Masjidil Haram yang sibuk dengan jamaah hilir mudik.

Ditambah lagi dengan mengikuti lantunan imam Masjidil Haram, serta pesan bahwa shalat di area Masjidil Haram ini nilainya 100.000 kali dari shalat biasa. Rasanya kita seperti memiliki priviledge yang istimewa. Dan ini lah nilai plus besar dari hotel ini.

Di samping itu, sebagai hotel berbintang lima, memang Dar Tawhid memiliki beberapa keunggulan lain.

Dari sisi pelayanan misalnya. Menghadapi ratusan jemaah haji mereka sudah sangat siap. Cekatan, penuh senyum dan ramah melayani para tamu.

Sajian makanan yang tersedia secara prasmanan di restoran, juga sungguh memanjakan kita. Variasinya banyak. Jumlahnya melimpah. Rasanya pun lezat. Kita jadi tidak sempat rindu makanan tanah air, karena di beberapa kesempatan, mereka juga menyajikan makanan khas Indonesia. Seperti Bakso, Nasi Goreng. Dan yang paling heits adalah Sop Kikil.

Restoran dengan pemandangan Masjidil Haram

Akhirnya memang kita sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk menginap di Dar Tawhid ini. Apalagi mendengar kabar kalau hotel ini termasuk yang akan digusur. Demi perluasan fase kelima dari Masjidil Haram.

Kapan pun itu terjadi, semoga nanti penggantinya akan didirikan hotel yang lebih top lagi. Terutama dalam memberikan akses alternatif beribadah yang nyaman di Masjidil Haram.

Berfoto berempat setelah tahajud dan subuh di Masjidil Haram dengan latar belakang Hotel Dar Tawhid

Leave a comment