Sudah tujuh tahun saya punya motor ini, Vespa LXV 125. Saat membeli saya ingat salah satu tujuannya adalah agar saya bisa jalan-jalan ke mall terdekat, seperti Citos atau PIM, tanpa mikirin susah cari parkir.
Ya, saat itu Vespa masih termasuk “motor elit”. Mendapat tempat istimewa bersama dengan moge (motor gede) di parkiran depan mall. Karena memang jumlah Vespa di jalanan belum terlalu banyak (kecuali vespa klasik tahun 70-80an ya, gak masuk hitungan)
Motor saya ini mirip Filippo Inzaghi, asli buatan Italia. Sekitar empat bulan setelah saya beli, ia kedatangan banyak saudara-saudaranya, yang “sayangnya” sudah berdarah campuran Vietnam. Yang harganya separuh dari motor saya.
Jadilah Vespa menjadi salah satu pilihan populer pengguna dan enthusiast motor tanah air. Jumlahnya meningkat drastis. Akibatnya, mall pun mendegradasi status Vespa ke kelompok awam. Parkir spesial tidak lagi disediakan. Hanya khusus motor > 400 cc.
Sialan.
Dan oleh karenanya saya jadi jarang membawa Vespa saya ini. Sampai sekarang masih < 1000 km total mileage nya. Hehehe.
Tapi saya nggak mau jual.
Kemarin saya bawa dia jalan-jalan. Saya mandikan. Jadi kinclong dan cakep lagi. Saya jadi berjanji dalam hati untuk lebih sering bawa dia jalan-jalan.
Oke, Filippo?