
Masih menginap di rumah mertua dalam rangka Lebaran, pagi ini saya berkesempatan untuk melepas kangen berolahraga. Setelah sebulan penuh aktifitas gowes dibatasi karena kewajiban berpuasa, akhirnya si Superman Brompton kembali menyentuh aspal.
Jalur yang saya pilih pagi ini adalah menuju dua spot yang relatif dekat dengan rumah mertua di Bambu Apus, yakni: Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, dan Masjid At-Tiin di
dekat Taman Mini Indonesia Indah.

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya adalah tempat bersejarah yang menjadi bukti pemberontakan berdarah di tahun 1965. Saat ini lokasi diubah menjadi monumen yang biasanya dikunjungi oleh para pelajar.
Saya sampai di lokasi jam 6 pagi. Masih dalam suasana lebaran, monumen sebetulnya tutup. Namun tempat ini rupanya cukup populer menjadi lokasi olahraga masyarakat sekitar. Saya membayar 5.000 kepada penjaga gerbang (entah resmi, entah tidak. Sepertinya tidak) untuk masuk ke dalam.
Hanya foto-foto sebentar saya di monumen. Karena para penjaga kebersihan di dalam sepertinya agak heran kok saya bisa masuk jauh ke dalam. Niat nge-drone di lokasi ini pun saya urungkan.
Saya lalu lanjut gowes ke spot kedua: Masjis At-Tiin.

Masjid ini adalah salah satu masjid tercantik di Indonesia, menurut saya. Didirikan oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto, beliau terinspirasi akan keindahan Taj Mahal yang merupakan masjid sekaligus makam bagi Mumtaz Mahal, istri favorit dari penguasa India saat itu, Shah Jahan.
Pak Harto pun demikian. Ditinggal lebih dahulu oleh Bu Tin di awal 90-an, Pak Harto membangun masjid megah dan menamai masjid ini seperti nama istrinya: At-Tiin.

Di hari weekend biasa, di pagi hari masjid ini sudah ramai pengunjung. Kebanyakan dari luar kota. Nah karena masih suasana Lebaran, Alhamdulillah suasana masih sepi sekali. Saya jadi leluasa nge-drone dan foto-foto di sekitar masjid.

Akhirnya setelah puas mengambil footage yang instagramable, saya pun gowes pulang ke Palem Kartika, Bambu Apus. Lumayan lah, 16 km untuk hari ini.
