Dua tahun lalu, di musim kompetisi 2011/2012, saat City ‘mencuri’ titel juara Liga Inggris di pertandingan terakhir, fans Liverpool yang saat itu timnya menduduki peringkat akhir 8 bersorak sorai dan memenuhi segala kanal sosial media dengan cercaan dan hujatan ke fans Manchester United, termasuk saya.
Saat itu saya heran, kok bisa-bisanya tim peringkat 8 punya “bragging rights” meledek tim yang menduduki peringkat 2 di akhir musim. Dimana logikanya?
Ternyata baru saya tahu dan rasakan musim ini. Posisi berbalik, dan saya melakukan hal yang sama ke teman-teman fans Liverpool.
Saat Manchester City memastikan gelar juara liga semalam, cercaan kepada fans Liverpool dan sorak sorai pendukung United dapat ditemukan dimana-mana, padahal tim kami baru saja menjalani musim terburuk dari 25 tahun terakhir.
Ledekan “kapten kepleset” paling menjadi favorit, dengan gambar di atas menjadi amunisi terbaru yang dikirimkan fans Manchester United kepada temannya fans Liverpool. Riuh rendah yang dihasilkan hampir sama antara Manchester United juara dengan saat Liverpool gagal juara (lagi).
Dari pengalaman ini, saya menyimpulkan ada beberapa prinsip para football fans dalam adu ledek dukungan tim sepakbola mereka:
1. You always have bragging rights. Always. There must be something bad about your rival team you can exploit.
2. We all have short term memory. Let alone what happened last season, we already forgot what happened on our last game!
3. You can’t argue to other teams with facts. You just can’t.
4. What comes around, goes around.
Jadi mari kita tunggu musim depan! Sementara itu, mari kita fokuskan perhatian ke Piala Dunia 2014 yang sudah di ujung mata. Glory glory England!
hidup cityyyy!