Manchester United Kandidat Juara Liga Inggris Musim Ini?

Dapatkah Ole mengantarkan Manchester United juara Liga Inggris musim ini?

Semalam Manchester United (MUTD) menyelesaikan deretan panjang jadwal ketat festive season Liga Inggris yang sangat berat. Bagaimana tidak, mulai dari tanggal 18 Desember lalu, sampai 2 Januari, MUTD harus menyelesaikan 6 pertandingan. 5 pertandingan liga dan satu pertandingan perempatfinal Carabao Cup. Kadang tim hanya memiliki waktu dua hari untuk beristirahat.

Hasilnya? 5 kemenangan, dan 1 kali seri. Di Liga Inggris, capaian poin liga 13 angka dari MUTD ini adalah yang terbaik. Alhasil, sampai hari ini MUTD berada di posisi 2. Sama poin dengan pemimpin klasemen, Liverpool. Hanya kalah selisih gol. Luar biasa.

Dengan posisi saat ini, MUTD jadi mulai dibicarakan sebagai kandidat juara Liga Inggris musim ini. Betulkah demikian?

Saya menjadi tergelitik untuk memikirkan hal ini. Coba saya ulas se-obyektif mungkin. Tidak setuju ya tidak masalah.

Awal Musim yang Buruk

Jujur, sebagai fans MUTD sekalipun, situasi ini terbilang melebihi ekspektasi kita-kita. Apalagi di awal musim, MUTD sempat menjadi cercaan teman-teman fans bola saat mengawali musim dengan buruk. Mengawali musim dengan kalah dari Crystal Palace 1-3 di kandang. Dan lalu dibantai Tottenham Hotspurs, yang notabene asuhan mantan pelatih MUTD Jose Mourinho 1-6.

Son tertawa girang setelah mencetak salah satu gol Spurs yang membantai MUTD di awal musim

Jadi saat di awal musim tersebut, saya tidak berani bermimpi MUTD akan menjuarai musim ini. Liverpool dan Manchester City terlihat jauh lebih siap, karena timnya sudah terbentuk bertahun-tahun.

MUTD baru mulai menjadi tim yang diperhitungkan saat Bruno Fernandes masuk ke dalam tim, dan secara fenomenal mengangkat kinerja seluruh rekan timnya sejak transfer window Januari 2020 lalu.

Ya, memang Bruno berhasil membawa MUTD finish posisi tiga musim lalu. Tapi untuk memenangkan liga Inggris yang terkenal panjang, berat dan melelahkan, dibutuhkan tim yang solid di semua lini, pola permainan yang jelas, dan tentunya, keberuntungan.

Tanda Tanya Strategi Rekruitmen

Dari sisi tim, MUTD di paruh pertama musim ini belum bisa dikatakan solid.

Tidak solidnya tim MUTD ini saya lihat berawal dari ketidakjelasan sisi strategi rekruitmen pemain.

Contohnya di barisan pertahanan. Performa Lindelof dan Maguire tidak terlalu konsisten. Begitu juga Wan Bissaka yang kadang bagus bertahan, kadang bagus menyerang, tapi tidak pernah bagus secara bersamaan.

Oleh karenanya, banyak pengamat menilai MUTD perlu bek tengah untuk membantu Maguire. Alih-alih mendapat Upamecano (centre back), yang direkrut malah Alex Telles. Posisi left back. Yang di musim lalu sebetulnya Luke Shaw sudah punya deputi Brandon Williams yang cukup impresif.

Lalu juga sektor gelandang. Performanya suka angin-anginan. Terutama Pogba. Beberapa bulan yang lalu saya sudah putus asa sama ini pemain. Saya lebih memilih Ole menurunkan Fred dan McTominay yang lebih bertenaga dan cepat. Tapi dengan intensitas permainan mereka, dan jadwal pertandingan yang banyak, mereka juga tidak bisa turun terus menerus. Saat digantikan dengan Pogba dan Matic, permainan MUTD menjadi loyo dan lambat.

Van De Beek, pembelian yang dipertanyakan?

Hal ini juga menyisakan pertanyaan di sisi rekruitmen. Pembelian Donny Van De Beek dari Ajax. Dia sebenarnya posisinya di mana sih? Jadi nomor 10 tentu tidak mungkin, karena ada Bruno. Jadi deep lying midfield juga bukan karakternya. Lha trus kenapa dibeli? Nah. Yang jelas sampai saat ini, Van De Beek jarang dimainkan. Kalau dimainkan pun belum memuaskan.

Hanya barisan penyerang yang mungkin paling lumayan. Termasuk di dalamnya si Portuguese Magnifico Bruno Fernandes. Mereka ini lah (terutama Bruno) yang bisa membawa MUTD mendulang poin. Dengan skema serangan balik memanfaatkan Rashford, Martial dan Greenwood yang punya skills dan kecepatan.

Tapi kita para fans semua sadar, untuk dapat bersaing merebut gelar liga, tiga tridente tersebut tidak cukup. Butuh tambahan pemain berkelas dunia.

Tapi apa daya, fans MUTD kembali dibuat geram dengan segala gosip mengenai transfer Jadon Sancho dari Borussia Dortmund. Sepertinya Sancho akan menjawab banyak harapan fans untuk dapat berduet dengan Rashford di sisi sayap serang. Tapi ternyata transfer Sancho tidak kejadian. Yang datang malah Cavani. Pemain veteran dengan status free transfer. Apa-apaan ini? Kurang duit apa gimana?

Tapi Ada Keberuntungan

Tapi di sini lah di mana “bola itu bundar” dalam sepakbola terjadi. Yang membuat semua kondisi di atas berbalik ke arah keberuntungan bagi MUTD.

Lindelof yang paling sering dikritik oleh para fans MUTD ternyata belakangan tampil solid. Malah Maguire yang cenderung lebih mengkhawatirkan dan kadang melakukan kesalahan.

Dan di saat Lindelof cedera, MUTD justru diberkahi dengan hadirnya Eric Bailly. Bek Kamerun yang lebih sering cedera ini, tampil menggantikan Lindelof sebagai palang pintu pertahanan MUTD yang lebih kokoh. Agresif, pintar mengolah bola, dan determinasinya tinggi. Bahkan dalam pertandingan semala melawan Aston Villa, Bailly dianugerahi Man of the Match karena kinerjanya. Belum lagi bek muda Axel Tuanzebe, yang siap dipanggil dalam rotasi pemain, dan selalu tampil tidak mengecewakan. Mendadak, keputusan Board MUTD tidak membeli Upamecano jadi lebih dapat dimengerti.

Di sisi gelandang pun demikian. Khususnya di diri Paul Pogba, pemain termahal yang pernah dibeli MUTD. Beberapa minggu lalu, agennya membuat berita heboh kalau Pogba tidak betah dan ingin hengkang dari MUTD. Pogba tidak membantah kabar itu. Fans pun marah-marah (termasuk saya). “Sudah, pergi saja sana!”

Tapi entah kenapa, sejak kejadian tersebut, Pogba jadi tampil berbeda di lapangan. Lebih rajin mengejar bola. Sudah tidak sering melakukan showboating menahan bola yang gak penting. Dan umpan-umpan panjangnya yang terkenal terarah kembali muncul setelah sekian lama absen. Mungkin Mino Raiola (agen Pogba) berpesan, “if you don’t show who you really are on the pitch, there’s no way PSG or Real Madrid will come for you”. Terserah lah, apapun alasannya, yang penting Pogba sudah membuat lini tengah MUTD kini mendadak lebih bertaji dan meraih kemenangan, demi kemenangan.

El Matador, Cavani

Di lini depan, Bruno tetap melanjutkan pengaruh positifnya dari setengah akhir musim lalu. Ia adalah pemain paling berkontribusi di Premier League dalam hal gol dan assists. Assist-nya selalu memanjakan Rashford dan Martial di depan. Tapi kadang dua pemain ini kurang tajam finishing-nya. Beruntungnya, di saat mereka buntu, Cavani hadir dengan pengalamannya. Dua golnya saat membalikkan keunggulan Southampton, dan saat mengalahkan Everton di perempat final Carabao Cup, mungkin membuat fans MUTD jadi meng-amini keputusan Board membawa si Matador ke Old Trafford. Dan sejenak melupakan Sancho.

Begitulah, dalam beberapa turn of events di atas, mendadak MUTD menjadi tim yang dipertimbangkan oleh para pundit sebagai calon juara. Mereka dinilai memiliki kedalaman squad yang tidak banyak dimiliki klub Premier League lain, kecuali Liverpool, City dan Chelsea.

Tapi dibandingkan ketiga klub ini, MUTD terlihat lebih “beruntung” dari pada para rivalnya ini.

Liverpool sangat terpukul kehilangan Virgil Van Dijk di awal musim. Hal mana yang diikuti dengan rentetan cedera dari pemain belakang yang lain. Mulai dari Gomez, Matip sampai Alexander-Arnold. Thiago pun, yang didatangkan khusus untuk merubah skema permainan Liverpool saat tim lawan menerapkan low block, tidak bisa dioptimalkan karena juga cedera. Tambahan lagi, Salah sempat kena Covid. Kalau tanpa kejadian-kejadian ini, saya yakin Liverpool sudah jauh meninggalkan tim-tim lain di klasemen Liga Inggris.

Manchester City juga bernasib hampir sama. Kehilangan sosok Aguero karena cedera panjang di sentral lini depan, ternyata tidak bisa digantikan dengan baik oleh Gabriel Jesus dan Raheem Sterling. Apalagi cabutnya Leroy Sane ke Muenchen juga membuat sisi sayap penyerangan City tidak setajam dua musim lalu. Akibatnya City terseok dan sering mendapatkan hasil seri karena kurang tajamnya penyelesaian.

Bagaimana dengan Chelsea? Dengan gelontoran duit 200 juta pound memang membuat tim ini memiliki lapisan pemain yang di atas kertas semuanya pemain kelas dunia. Werner, Ziyech, Havertz melengkapi Pulisic yang sudah duluan hadir musim lalu. Walau di awal-awal musim terlihat begitu menjanjikan, akhir-akhir ini performa Chelsea terlihat menurun. Ternyata menyatukan squad baru ini butuh waktu. Orang mulai meragukan kemampuan Werner beradaptasi di Liga Premier. Ziyech pun kerap tidak dipasang, karena Lampard lebih memilih Mason Mount. Sedangkan Havertz performanya sangat jauh dibandingkan dengan saat di Leverkusen.

Jadi berkat kedalaman squad yang relatif lebih baik, dan ditambah sedikit keberuntungan, MUTD kini memiliki momentum performa yang lebih baik dari para rivalnya.

Lalu, Kans Jadi Juara Dong?

Walau demikian, saya masih belum yakin kalau MUTD akan menjadi kandidat juara musim ini.

Satu hal: saya belum melihat adanya pola permainan yang jelas di tim asuhan Ole Gunnar Solksjaer.

Berbeda dengan “heavy metal football” Liverpool asuhan Klopp, ataupun “high pressing and build from the back” di Manchester City ala Guardiola, tim asuhan Ole Gunnar Solksjaer minim identitas. Andalannya selama ini adalah serangan balik, memanfaatkan kejelian visi Bruno Fernandes, dan kecepatan Rashford, Martial dan Greenwood.

Ya sah-sah saja skema tersebut. Masalahnya skema itu hanya bisa berjalan saat MUTD dalam kondisi diserang dan tertekan. Makanya MUTD secara statistik kinerja nya kebih bagus saat menghadapi tim yang cenderung menyerang. Mungkin masih lekat di ingatan kemenangan MUTD 2-0 musim lalu melawan City. Atau yang terakhir saat mengalahkan Leeds United 6-2. Semuanya hasil skema serangan balik yang cepat dan mematikan.

Tapi di saat tim cenderung bermain berhati-hati dan bertahan, MUTD sering kesulitan. Tercatat di musim ini, MUTD hampir seri, bahkan kalah melawan Brighton, West Ham dan Southampton. Pola permainannya di pertandingan tersebut tidak jelas. Sering salah umpan, dan alur serangan sering salah paham. Saya sampai gregetan. Hanya karena keunggulan kemampuan individu pemain depan MUTD lah yang membuat mereka bisa meraih kemenangan. Entah itu kejeniusan Bruno, skills magis Rashford, atau tajamnya penyelesaian Cavani.

Masalahnya adalah keberuntungan dan kegemilangan individu tidak bisa menjamin tim menjadi konsisten performanya. Mungkin hal tersebut dapat menolong pada pertandingan knock-out competition. Tapi di Liga yang begitu panjang dan banyak pertandingan, situasi akan dapat cepat berubah kalau pola permainan tidak dibentuk secara konsisten.

Di sinilah tantangan Ole. Sanggupkah ia mempertahankan performa positif MUTD untuk akhirnya meraih gelar juara Liga Inggris di paruh musim kedua ini?

Masalahnya, membentuk pola permainan, atau identitas tim tidak gampang. Klopp membutuhkan waktu 5 tahun sebelum membawa timnya jadi juara Liga Inggris. Pep yang identitas permainannya sudah dibangun bertahun-tahun sejak di Barcelona pun membutuhkan waktu dua tahun di Inggris sebelum mampu membuat Manchester City juara. Lha Ole, si Guru Penjas* bisa apa? (*Pendidikan Jasmani – ini celaan para pundit terhadap Ole yang tidak punya track record sebagai pelatih elit)

Tapi sekali lagi, bola itu bundar. Dan sepakbola bukan matematika. Ada kalanya faktor-faktor non teknis muncul mempengaruhi mental dan performa pemain.

Jadi walau sebagai fans-nya sendiri saya masih meragukan, tapi Ole masih bisa membalikkan segala ramalan musim ini.

Sanggupkah Bruno membawa Manchester United meraih titel juara Premier League ke 21 di tahun 2021?

Tapi menurut saya, ada tiga syaratnya: (1) Bruno Fernandes tidak cedera; (2) Ole di-back up Board MUTD untuk memperkuat squad di transfer window Januari ini; (3) Ole bisa mempertahankan kekompakan dan semangat tim yang saat ini terbangun.

Kalau tiga hal ini terjadi, mungkin memang tahun 2021 ini sudah terukir di langit sebagai tahun MUTD. Tahun di mana MUTD akan menambah koleksi gelar Liga Primer dari 20 ke 21.

Ada Aamin?

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s