Menuju Piala Dunia 2018: Impian Masa Kecilku

Pada bulan Agustus tahun lalu, teman lama saya, Ubaidillah Nugraha (panggil aja ‘Ubai’) mengirimkan pesan whatsapp “kompor”. Dia cerita, barusan saja booking flight ke Moscow, Russia di bulan Juli 2018 untuk menyaksikan putaran final Piala Dunia 2018. Dapat penerbangan yang relatif murah lagi. Hanya Rp 5jt-an untuk round trip ke Russia dengan Thai Air.

“Mau ikutan?”

Ee busyet kompor bener!

Kompor, karena menyaksikan pentas laga Piala Dunia secara bersama-sama sudah jadi impian kita bersama saat kami berdua menjadi peserta SIF Asean Visiting Student Fellowship di Singapura tahun 1996. Dulu target kita adalah nonton Piala Dunia 2006. “Masak sih sepuluh tahun kerja belum bisa kesana?”, demikian angan-angan kita. Eh, ternyata memang Allah belum mengijinkan ☺️. Ubai sih sudah lebih beruntung dari saya. Empat tahun lalu, dia sudah pernah merasakan atmosfer Piala Dunia di Brasil, dengan menjadi reporter salah satu media olahraga tanah air.

Untuk saya, ini masih jadi impian yang belum terwujud sejak kecil.

Sejak kecil?

Iya. Bagi saya pribadi, nonton Piala Dunia sepakbola secara langsung sudah jadi cita-cita dari saat saya mengenal permainan olah kulit bundar ini.

Awal ketagihan saya dengan olahraga candu ini juga dimulai dari Piala Dunia. Tepatnya di tahun 1982. Saat itu, ayah saya berlangganan majalah olahraga Olympic. Saya dan Mas Oyi, kakak saya, yang hobi main sepakbola juga menjadi penanti dan pembaca setia majalah ini. Nah, saya ingat betul beberapa bulan sebelum pentas Espana 82, majalah Olympic menyajikan ulasan mengenai tim-tim yang akan berlaga di Spanyol.

Saat itu ditampilkan profil Karl Heinz Rummenigge yang digadang-gadang sebagai bintang yang akan membawa Jerman Barat membawa piala copa mundial. Begitu juga sang gelandang elegan, si “professor” Brazil, Socrates yang memimpin barisan selecao berisikan seorang pemain hebat, Zico. Dan tak lupa, si bocah ajaib Maradona yang sudah diusung untuk meneruskan kejayaan Argentina di Piala Dunia pasca Mario Kempes.

Tim Brazil di Piala Dunia 1982

Hasilnya mungkin masih ada yang ingat. Paolo Rossi tanpa diduga menjadi pahlawan tim Italia untuk jadi juara. Padahal Italia berangkat ke Spanyol dengan kondisi tim pincang. Roberto Bettega, kapten dan bintang tim Azzuri terpaksa harus tinggal di Italia karena cedera. Saya pun menang taruhan dari Mas Oyi yang sejak dulu konsisten membela tim panser Jerman (Barat). Tim favoritnya yang dibintangi Karl Heinz Rumeneigge dihajar 1-3 oleh kegemilangan Paolo Rossi, Marco Tardelli dan Alessadro Altobelli.

Paolo Rossi, bintang Timnas Italia di Espana 82

Kenangan itu benar-benar membekas. Dan sejak itu, nggak pernah absen mengikuti secara seksama pesta sepakbola dunia empat tahunan ini. Tim yang saya bela juga terus terang gonta ganti (gak seperti Mas Oyi yang istiqomah dengan Jerman-nya hehehe). Di dekade 80an Italia, di awal dekade 90an ganti Belanda karena terpesona Gullit, Van Basten dan Riijkard. Dan akhirnya mulai pertengahan 90an sampai sekarang menggantungkan harapan ke tim Three Lions (Inggris) yang berkali-kali berakhir pada kekecewaan. Kalau nggak kalah penalti di perempatfinal, paling nggak lolos grup. Hahaha. Menang tenar doang!

Yah begitulah cerita romantika saya dengan Piala Dunia. Makanya, segera setelah dapat WA kompor dari Ubai itu, aku langsung berketetapan hati dan memutuskan destinasi liburan keluarga tahun 2018 ini adalah: Russia!

Alhamdulillah saya diberikan keleluasaan rejeki, dan Alhamdulillah masih bisa dapat tiket murah tersebut untuk saya, istri dan anak-anak untuk berangkat bersama Ubai ke sana. Walaupun istri dan dua anak saya bukan fans sepak bola, tapi hey, at least Russia has number of places to visit for family holiday too!

Insya Allah mulai minggu ini, saya setiap hari Senin akan upload tulisan dengan tema “Menuju Piala Dunia 2018”. Doakan semoga istiqomah untik menulis, dan Allah melancarkan persiapan kita menyaksikan babak akhir putaran final Piala Dunia sekaligus berlibur bersama keluarga di Russia bulan Juli nanti. Aamiin.

Stay tuned!

Advertisement

2 Comments Add yours

  1. Nice memory brother, masih ingat final Espana 82 jadi cover buku tulis jaman SD dulu, dengan Paolo Rossi sebagai bintangnya hahaha.

    Enjoy World Cup finals 2018 ya, but don’t hoping too much for England. Pulang duluan as always, hahahah..

    1. ibenimages says:

      Hahaahaaa eeeiii karopo England!!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s