
Di bulan Agustus lalu, di ajang Asian Games, Timnas senior Indonesia mengalami kekalahan pahit. Bermain cantik sepanjang pertandingan, tim merah putih harus menerima nasib gagal maju ke semifinal.
Diiringi dengan tingkah laku pemain Uni Emirat Arab yang kurang sportif, mengulur waktu dengan sering kali berpura-pura cedera, mereka akhirnya unggul melalui adu penalti. Menyakitkan.
Tak dinyana, dalam kurun waktu dua bulan, duka Timnas senior dapat dibalaskan oleh adik-adiknya.

Gol tunggal Witan Sulaiman cukup membawa Timnas U-19 mengalahkan Tim UEA U-19 melalui aksi heroik karena harus bermain dengan 10 pemain di sebagian besar babak kedua.

Saya yang menyaksikan secara langsung di GBK bersama teman-teman kelompok Futsal Alumni FE UGM, benar-benar terhibur dengan permainan Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan. Walaupun kalah dalam jumlah pemain, adik-adik ini tetap tenang dalam bertahan, bahkan sempat beberapa kali hampir mencetak gol kedua.
Kami pun melonjak-lonjak lupa usia, begitu wasit akhirnya meniup peluit panjang tanda usai pertandingan.

Aksi yang tak kalah heroik pada saat mereka menipiskan kekalahan dari Qatar di pertandingan sebelumnya, dari 6-1 menjadi 6-5, berbuah manis.
Berkat selisih gol tipis tersebut Timnas U19 lolos dari babak grup, dan melaju ke perempatfinal melawan salah satu favorit juara, Jepang.
Mungkin saja langkah adik-adik kita akan terhenti di perempatfinal, mengingat beratnya lawan yang dihadapi.
Tapi tidak mengapa. Saya tidak terlalu banyak berharap. Mereka sudah menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Sudah menyajikan hiburan bagi kita yang dahaga prestasi. Sudah memberikan pembalasan yang sempurna dari kekecewaan oleh tim yang sama dua bulan lalu. Terima kasih adik-adik!
Garuda di dadaku!
