
Di hari ketiga kita di Banyuwangi, cuaca kurang bersahabat. Sejak pagi angin berhembus kencang. Gerimis yang turun di pagi hari ternyata semakin melebat di siang hari. Parahnya lagi, si hujan mengandung borax, awet sepanjang hari.
Jadwal hari ini adalah mengunjungi lokasi wisata De Djawatan. Awalnya lokasi wisata ini adalah kebun milik Perum Perhutani. Dinamakan Djawatan, karena dahulu kala Perhutani bernama Perusahaan Jawatan Hutan.

Wisata ini akhir-akhir ini naik daun, karena keunikan pohon-pohon besar yang didalamnya. Bercabang besar dan ditumbuhi tanaman pakis pada batang dan dahannya. Daunnya yang lebat dan menjulang tinggi pun menjadi obyek ataupun background yang menarik untuk difoto.
Saat kami sampai di Djawatan, hujan masih gerimis malu-malu. Namun saat kita sudah mulai mengeluarkan peralatan foto dan bergaya, hujan mendadak melebat. Kami pun lari kocar kacir mencari perlindungan. Untungnya ada beberapa shelter bekas warung kami jadikan tempat berteduh.


Saat berteduh itulah, entah ide mulai dari siapa, untuk berfoto mengenakan payung. Eh, ternyata hasilnya cakep. Warna payung dan baju yang kami kenakan, ternyata kontras dan stand-out di depan background pohon-pohon raksana Djawatan yang menawan.


Jadilah kita bergiliran untuk ambil foto. Karena lokasinya sudah fotogenik, berfoto dengan handphone saja sudah menghasilkan foto yang unik.


Sejam kemudian, kami pun pulang. Hujan masih belum mereda. Namun hujan ternyata membuat foto kita jadi lebih cantik. Selain membuat kita terpikir memanfaatkan prop payung dan topi, hujan pun cukup efektif “mengusir” turis-turis lain yang berpotensi menjadi photobomb kita. Yeay!
