
Dalam setiap kesempatan liburan, geng liburan kami selalu berupaya mencari tempat ngopi yang menarik. Great coffee, nice place and good friends are recipe for time well spent. Dan itulah esensi liburan, betul?
Pada liburan kali ini di Banyuwangi, kami mengunjungi tiga tempat ngopi yang asyik. Uniknya, ketiganya memiliki daya tarik dan segmen pasar yang cukup berbeda. Tapi tiga-tiganya dijamin asyik. Paling tidak begitulah pengalaman saya. Yuk kita telusuri satu per satu.
1. Kopai Osing
Saat mendarat di Banyuwangi, kami dikenalkan pada Mas Agus, teman lama rekan kami Andri yang merupakan pejabat daerah dan orang asli Banyuwangi. Saat kita tanya tempat ngopi asyik dia merefensikan tempat ini.
Wah kalau pejabat daerah dan orang asli Banyuwangi sudah bersabda, masa tidak harus dicoba?

Jadilah kemudian setelah mengunjungi Baluran, kita menuju Pasar Sritanjung Banyuwangi, lokasi Kopai Osing. Tempat Kopai Osing ini sendiri berada di dalam pasar. Lebih tepat disebut Kedai daripada Kafe, karena memang berada di selasar dalam pasar.
Tapi upaya Pemkab Banyuwangi untuk menumbuhkan bisnis lokal dalam menopang pariwisata patut diacungi jempol. Pasar Sritanjung terlihat sangat bersih. Dan selasar di dalam pasar direnovasi dan dibuat seperti shopping arcade sederhana. Di salah satu baris inilah Kopai Asing berlokasi.

Di depan kedai diletakkan kursi kayu dan meja untuk 6-8 orang. Sederhana, namun asyik buat nongkrong. Kita yang bersepuluh kemudian menambah kursi dan duduk merapat. Hangat, penuh gelak tawa. Hanya satu minusnya. Saat hujan turun, saya dan istri yang duduk di sisi luar kedai terkena tempias hujan. Jadinya kita ngopi sambil payungan. Seru!

Kami kemudian memesan kopi. Saya memesan single origin Kopai Osing, yang disajikan dengan metode V60. Beberapa teman memesan kopi susu. Bukan cappuccino ya, karena Kopai Osing ini tidak memiliki mesin espresso.
Memang tidak salah referensi Mas Agus. Kopai Osing ini citarasanya unik. Single origin saya rasanya tidak terlalu strong, tapi ada rasa chocolaty dan nutty di after taste nya.
Dan yang spesial juga dari Kopai Osing ini adalah mereka menyedaikan Klemben, semacam snack lokal berwarna coklat yang renyah dan rasanya manis. Cocok sekali jadi teman minum kopi hitam pahit. Saking senangnya, saat pulang kami memborong 20 buah untuk teman minum kopi di hotel. Hehehe.
Citarasa kopi: 5/5. Suasana: 3/5. Harga: (IDR 12-15 ribu)
2. Cafe Dialoog
Nah kalau ini kafe yang letaknya di dalam hotel kami. Hotel Dialoog namanya, termasuk di dalam Alila Group. Kalau kafe ini paling cocok untuk “ngopi-ngopi” cantik. Suasananya dapet banget, karena terletak di halaman belakang hotel, dengan pemandangan infinity pool dan pantai Solong. Kalau cuaca cerah dari kafe juga bisa terlihat pulau dewata Bali.

Saya dan beberapa teman juga kagum dengan interior desain dari kafe ini. Sangat minimalis. Tanpa dinding, tanpa sekat. Menyatu dengan alam. Tempat duduk pun dibuat dari kayu, rotan dan sangat comfy.

Untuk rasa kopinya, however, terbilang standar, walaupun tertolong dengan local beans Banyuwangi yang memang punya citarasa khas. Kalau pagi hari saat sarapan, kita disajikan kopi hitam yang dihidangkan dengan teknik press. Sedangkan saat ngopi sore atau malam, saya memilih cappuccino yang cukup nikmat, walaupun tidak bisa dibilang istimewa.
Yang agak cukup menolong adalah kudapan samping-nya.
Saya memesan pisang goreng keju. Digoreng renyah, ditaburi keju, dan diberikan olesan karamel di sekitarnya. Wah rasanya enak sekali. Cocok juga menjadi jodoh kopi tanpa gula.

Kalau Anda ingin ngopi cantik dan mendapatkan suasana kelas atas yang cozy, Cafe Dialoog ini bisa menjadi pilihan.
Citarasa kopi: 3/5. Suasana: 5/5. Harga: $$$ (IDR 35-50 ribu per gelas)
3. Ijen Isun
Ini adalah tempat ngopi terakhir yang kami kunjungi. Ini juga merupakan hasil rekomendasi Mas Agus. Katanya kalau mau nyantai dan ngopi yang asyik, Ijen Isun boleh dicoba.
Sekali lagi Mas Agus benar.
Memasuki kafe ini, sudah terasa suasana asyik dan santainya. Terdiri dari beberapa bangunan joglo (khas Jawa), kafe Ijen Isun menyediakan tempat duduk yang sangat “njawani” dan “ngomahi” (terjemahan bebas: serasa berada di rumah Jawa).


Tempat duduk dari rotan dan kayu yang berarsitektur Jawa kuno terletak di pendopo joglo. Saat kami datang, waktu sudah hampir mau maghrib. Lampu-lampu berwarna kekuningan dinyalakan, dan membuat suasana kafe ini semakin cozy.

Ijen Isun, yang artinya adalah “Ijen (milik) Saya”, menyediakan berbagai macam jenis kopi. Berbeda dengan Kopai Osing, di sini jenis minuman kopi lengkap. Dari Cappuccino, Latte sampai black coffee dengan pilihan arabica atau robusta.
Saya memesan black coffee robusta, yang dihidangkan menggunakan coffee dripper, seperti halnya kalau kita minum vietnam coffee.

Tak lupa juga kita memesan kudapan. Sayang favorit pisang goreng-nya sold out, sehingga kita harus mengganti pesanan dengan roti bakar.
Roti bakar selai kacang yang saya pesan rasanya enak. Begitu juga dengan coklat keju yang teman-teman saya pesan juga mendapat review positif. Kopinya juga oke punya. Memang saya belum menemukan kopi Banyuwangi yang tidak enak. Semuanya bercitarasa unik, tidak terlalu strong, tapi dengan after taste chocolate dan nutty yang kental.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan hampir jam 8. Karena keesokan harinya kita harus meninggalkan Banyuwangi, kita kemudian membereskan bill. Padahal suasana yang dibangun oleh kafe Ijen Isun ini membuat kita betah berlama-lama. Apalagi temperatur Banyuwangi malam itu yang sedang sejuk, berkat hujan seharian, membuat hidangan kopi panas semakin nikmat.
Citarasa kopi: 4/5. Suasana: 5/5. Harga: $$ (IDR 15-25 ribu per gelas)
Demikian ulasan tiga tempat ngopi yang asyik di Banyuwangi. Sebetulnya masih ada lagi beberapa tempat yang direkomendasikan oleh Mas Agus ataupun situs Trip Advisor, namun kami belum sempat mengunjunginya (Salah satunya yang cukup ngetop adalah “Kopi Kemiren”). Yah, mungkin lain kali.
Tapi saya yakin, dengan semakin populernya Banyuwangi sebagai tempat tujuan wisata, akan semakin banyak juga tempat ngopi asyik berdiri di sini. Apalagi tempat ini sudah memiliki modal yang kuat: biji kopi Osing yang rasanya khas. Tinggal menunggu waktu, saya percaya Banyuwangi akan menjadi salah satu destinasi yang dituju pencinta kopi nusantara.
Meanwhile, selamat mencoba rekomendasi saya ini. Kalau ada tambahan rekomendasi, silahkan tulis di komentar post ini. Hal tersebut akan sangat menolong saya dan pembaca yang lain. Terima kasih!
j