
Menikmati pagi terakhir di Bali, saya bersama Rafif berjalan kaki menuju Pantai Mengiat, Nusa Dua, untuk mengabadikan momen sunrise. Awalnya kita pikir kita sudah terlambat. Pasalnya setelah shalat subuh, kita berdua sempat tertidur, dan kaget bangun jam 6 lewat! Langit sudah memucat, tanda matahari sudah meninggi.
Tapi kami tetap bergegas ke pantai. Siapa tahu.
Eh sialnya, karena buru-buru, Rafif ketinggalan HP nya. Padahal tujuannya adalah untuk melakukan toys photography kegemarannya. Dan saya juga apes. Kabel penghubung controller drone ke HP iPhone saya juga tertinggal. Bru sadar saat kita sudah mau sampai ke pantai. Lumayan jauh kalau balik lagi. Alhasil kita tetap melanjutkan perjalanan.
Sesampainya kami di pantai, ternyata matahari bersinar cerah. Sinarnya yang kekuningan masih memancar terang di tepi pantai. Kami pun jadi bersemangat. Rafif akhirnya menggunakan kamera Fuji saya untuk mengambil foto. Dan saya pun menerbangkan drone menggunakan koneksi wifi. Walaupun koneksi sering putus dan banyak keterbatasan (jarak dan you can’t really replace the feeling using thumbstick controller), tapi saya berusaha memanfaatkan apa yang ada.

Beruntung, sinar matahari yang kekuningan membuat foto dan footage drone lebih “bernyawa”. Saya menghabiskan tiga batere Pelican untuk mendapatkan footage yang lumayan cantik. Rafif pun lebih bereksplorasi dalam pengambilan fotonya. Dalam waktu singkat dia cukup menguasai perbedaan efek pemakaian shutter speed dan aperture yang berbeda-beda. Berikut beberapa hasil fotonya yang menurut saya bagus sekali:

“Landfall”


Tanpa terasa waktu sudah hampir pukul 08.30. Kami pun mengemasi peraltan dan pulang dengan hati riang. Tak sia-sia bangun pagi karena kami berdua berhasil mendapatkan beberapa jepretan yang cukup memuaskan.
If only our morning were as glorious as this everyday. Alhamdulillah.
