
Selain White House dan Capitol-nya, Washington DC juga terkenal karena museumnya. Terdapat puluhan museum di ibukota Amerika Serikat ini. Tapi yang paling terkenal adalah deretan museum di National Mall. Di jantung kota Washington DC.
Walaupun bernama “Mall”, National Mall bukanlah seperti mall perbelanjaan yang saya pertama bayangkan. Dia adalah lapangan luas yang membentang 1,8 km dari Washington Monument ke gedung Capitol. Di kanan kiri lapangan luas ini terdapat deretan museum milik pemerintah AS yang terbuka untuk umum. Mulai dari National Gallery of Art (museum seni), National Air & Space Museum (museum dirgantara dan luar angkasa), National Museum of Natural History (museum flora dan fauna) sampai dengan National Museum of American History (sejarah bangsa dan negara Amerika Serikat). Ini belum semua. Total ada 15 museum yang berada di National Mall ini (lihat gambar).

Museum-museum ini museum berkelas dunia. Dan besar-besar. Anda bisa menghabiskan waktu satu hari penuh untuk mengunjungi satu museum saja. Exhibit yang ditampilkan di dalamnya sangat terstruktur dan informatif. Dan fitur terbaik dari ini semua adalah: tiket masuknya gratis.
Ya, betul gratis. Saya juga baru menyadari saat tiba di Washington DC. Tapi memang akibatnya pada musim liburan saat ini untuk masuk ke dalam jadi lumayan antri. Tidak terlalu lama sih, setengah jam maksimal. Antrian lebih dikarenakan karena adanya pemeriksaan tas.



Dua hari ini saya hanya sempat mengunjungi dua museum: National Museum of Natural History dan National Air & Space Museum. Sebetulnya ingin mengunjungi museum-museum lain. Tapi apa daya, kondisi fisik dan kemauan seluruh rombongan juga belum tentu sama.
National Museum of Natural History

Museum ini menjadi pilihan utama kita, karena kita sekeluarga semua pencinta binatang. Dan siapa yang tidak ingat dengan skeleton T-Rex yang hidup di film Night at Museum? Nah di sinilah tempatnya.
Dan kita tidak menyesal. Mengantri sekitar 15 menit kita langsung masuk ke dalam museum yang penuh dengan pengetahuan yang menakjubkan.
Saat baru masuk, patung gajah Afrika langsung menarik perhatian. Penjelasan mengenai ekologi, sejarah mereka di rentang waktu geologi dan interaksi mereka dengan manusia dapat dilihat di hall utama, yang seakan menjadi pengantar apa yang Anda dapat temukan di museum ini. Runtut, komprehensif, menarik.

Berjalan ke ruangan di kanan hall, kita masuk ke “Bone Hall”. Ruangan sejarah binatang, termasuk dinosaurus. Evolusi mahkluk jutaan tahun dan ditampilkan dengan fosil dan rekaan tulang (cast) berdasarkan temuan para arkeolog. Semua ditampilkan dengan penjelasan yang menarik.
Lalu juga exhibit mengenai ikan dan mahkluk dunia lautan dalam, ataupun dunia satwa liar di padang rumput Afrika. Anak-anak pasti akan tertarik melihat sosok binatang yang diawetkan dan ditampilkan secara informatif.
Bagi saya pribadi, saya paling menikmati exhibit mengenai sejarah Homo Sapiens. Dengan berjalan mengikuti alur museum, kita dibawa mempelajari sejarah evolusi spesies paling unggul ini. Fosil tengkorak berbagai jenis genus homo yang ditemukan (termasuk homo pithecantropus erectus dari Sangiran) dipajang dengan lengkap.

Dan juga diselipkan insight menakjubkan mengenai dampak homo sapiens terhadap perubahan yang terjadi di bumi. Sebagian besar berdampak kerusakan. Menjadi pesan yang sangat baik bagi para anak-anak, generasi penerus kita yang mengunjungi museum ini.
Sungguh sebuah museum kelas dunia.

National Air & Space Museum

Nah kalau museum ini memang jadi tujuan utama saya mengunjungi. Dulu Almarhum Papa pulang dari Amerika Serikat membawa foto-foto mengenai museum ini. Saya ingat betul hanggar besar museum yang berisikan pesawat dan roket terkenal. Mulai dari pahlawan Perang Dunia II Mustang P-51, pesawat supersonik fantastik SR-71, DC-3 yang bersejarah, sampai roket Saturn V yang membawa manusia ke bulan.
Sayangnya saat saya berkunjung kemarin, setengah dari hanggar ditutup karena renovasi. Memang sedang ada renovasi besar-besaran di museum ini yang dijadwalkan selesai tahun 2022.
Kekecewaan saya agak terobati setelah melihat exhibit museum lain yang luar biasa. Model 1:1 dari teleskop Hubble dipajang, bersama dengan foto-foto deep space yang mencengangkan (makes you wonder why on earth we still fight over religion). Cerita seru “Race to the Moon” antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat. Lengkap dengan bentuk roket dan baju astronotnya. Atau ruang mengenang kontribusi Space Shuttle bersama dengan dua tragedi yang dialami Challenger dan Columbia.



Tapi yang terbaik menurut saya adalah exhibit mengenai Wright Brothers. Menceritakan secara lengkap sejarah pencipta pesawat terbang. Tidak hanya mengenai eksperimen yang (ternyata) berkali-kali gagal di Kitty Hawk, tapi juga menampilkan sisi personal dari Orvil dan Wilbur Wright, dan perjuangan mereka memenangkan patent pesawat terbang. Ditampilkan secara runtut dengan panel-panel interaktif yang membuat Anda tidak bosan.

Ingin rasanya berada seharian di museum ini. Masih banyak exhibit yang belum kita telusuri secara dalam, termasuk antrian mencoba flight simulator. Tapi karena Elok dan Aya tampaknya tidak terlalu menikmati di museum ini, kita harus bertenggang rasa dan meninggalkan museum ini.
Insya Allah, setelah renovasi selesai tahun 2022, saya dan Rafif akan kembali!