
Sebagai bagian dari orientasi pra-kuliah Rafif, kami juga menyempatkan diri melihat-lihat beberapa apartment dan asrama yang mungkin menjadi tempat tinggal Rafif.
Di pagi hari sebelum mengikuti Open House di LaSalle, kami mengikuti rombongan salah satu agency pendidikan untuk melihat tipe kamar kos di beberapa apartment.
Kamar kos dalam model seperti ini sebetulnya adalah penyewaan satu unit apartment yang kemudian disewakan ke beberapa mahasiswa. Satu kamar umumnya disewakan ke 2 orang (double bed)
Bentuk dan harganya berbeda-beda. Tapi yang jelas: mahal!
Kamar untuk tinggal sendiri di sini paling murah adalah SGD1,500 per bulan. Sekitar Rp 15 juta!

Bandingkan dengan kamar kos Aya yang lebih “mewah” di Jogja, harga ini 6 kali lipat.
Yang kelas lebih atas, single deluxe bisa SGD1,800 per bulan, atau 7.5 kali lipat. Wedew.
Saya buru-buru memasang ekspektasi ke Rafif: “you will have a roommate” 🤣
Yah hitung-hitung belajar bersosialisasi dan bertoleransi dengan teman sekamar.

Meskipun harganya mahal, namun bukan berarti kondisi dari kos dan apartment ini mewah. Yah bersih sih, tapi ya sederhana untuk ukuran Singapura.
Hal ini karena letak sekolah NAFA dan LaSalle yang di antara Bugis dan Orchard, jadi memang lokasi mahal. Ya sudah, bagaimana lagi.
Setelah Open House di LaSalle, kita melanjutkan pencarian kita.
Kali ini mengunjungi boarding house Dwell Student. Saya mendapatkan referensi dari seorang teman yang anaknya sudah dua tahun tinggal di sini sebagai mahasiswi LaSalle.
Kalau ini memang benar-benar asrama. Khusus diperuntukkan untuk mahasiswa. Letaknya tepat di sebelah LaSalle.

Seperti halnya asrama, kamar mandi adalah common bath room untuk setiap lantai. Common room lain terpusat di salah satu lantai. Isinya study room, canteen dan juga washing room. Mengingatkan saya saat-saat ngekos di asrama NTU di tahun 1996. Who would have thought Rafif would experience similar life like me?

Masih ada beberapa bulan lagi bagi kita untuk melihat-lihat dan mempertimbangkan. Tapi paling tidak hasil kunjungan ini memberi kita gambaran awal, kehidupan Rafif nanti kalau dia jadi sekolah di Singapura. Insya Allah.