Doktor Wayang untuk Bapak

Elok mendampingi Bapak saat membacakan orasi ilmiah. Bawah: tampilan Zoom saat Mama menerima secara langsung dari Rektor UGM

Hari ini adalah hari yang sangat membanggakan bagi keluarga besar Drs. H. Solichin.

Jerih payah dan kecintaan Bapak terhadap dunia wayang dihargai dengan dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Gadjah Mada. Universitas yang juga menjadi almamater Bapak, dan saya sebagai anak menantunya.

Dalam sidang pengukuhan gelar Doktor yang dihadiri oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng, D.Eng, Bapak diusulkan oleh Tim Promotor yang dikepalai oleh Prof. Dr. Lasiyo, M.A, M.M. dari Fakultas Filsafat, karena jasanya “Memajukan Filsafat Wayang dan Dunia Pewayangan di Indonesia”. Prof Lasiyo memimpin tim promotor yang berasal dari Fakultas Filsafat, Ilmu Budaya, dan Ekonomika dan Bisnis.

Suasana Sidang Penganugerahan Doktor HC yang diselenggarakam secara daring. Terlihat Pak Gugup Kismono membacakan Surat Keputusan Rektor, dan Ibu Solichin menerima penghargaan dari UGM langsung di Balairung UGM

Sumbangsih Bapak dalam Dunia Pewayangan di Indonesia

Memang Bapak Mertua walaupun seluruh karirnya dihabiskan sebagai birokrat di Departemen Perindustrian, Kemenko Indag dan terakhir Kemenko PAN. Namun demikian seumur hidupnya beliau memiliki kecintaan dan hobi yang sangat tinggi terhadap wayang.

Bahkan kemudian melalui wayang pula, Bapak menurunkan legacy kepada bangsa Indonesia ini. Diawali dari peran Bapak dalam membantu program Presiden Soeharto dalam memasyarakatkan nilai-nilai Pancasila ke lapisan terbawah bangsa Indonesia.

Wayang, yang kala itu menjadi salah satu kesenian budaya sekaligus tontonan populer dari berbagai kalangan, dimanfaatkan sebagai satu media komunikasi. Bapak merubah pakem wayang tidak hanya sekedar sebagai “tontonan”, tapi juga “tuntunan” dan “tatanan”. Karena di dalamnya mengandung ajaran budi pekerti beserta pesan-pesan yang tidak bersifat dogmatis

Dari situ, dalam pendalamannya lebih jauh mengenai wayang, Bapak berkeyakinan kalau wayang merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah kering digali atau dikembangkan.

Beberapa buku hasil karya Bapak Drs. Solichin di dunia Wayang

Dalam penggaliannya, Bapak kemudian merumuskan “Pohon Ilmu Pewayangan” dan “Ilmu yang Terkandung dalam Wayang”, yang menggambarkan secara sistematis unsur-unsur pengetahuan dari wayang. Mulai dari wayang dari sisi ilmu pengetahuan pewayangan, pergelaran wayang sampai dengan sisi mistik/tasawuf. Keseluruhan ilmu pengetahuan ini bermuara untuk membentuk peradaban manusia yang unggul.

Skematika ini lah juga yang kemudian berhasil dilestarikan Bapak dalam tataran akademis. Dengan menjadikannya sebagai mata kuliah Filsafat Wayang pada jenjang S1, S2 dan S3 di Fakultas Filsafat UGM. Impian Bapak untuk mengangkat posisi wayang dari sekedar seni pertunjukan menjadi media pendidikan yang dihormati secara akademis, tercapai sudah.

Prosesi Penganugerahan

Sepanjang ingatan saya, rencana penganugerahan gelar Doktor HC ini sebetulnya sudah diusulkan 2 tahun lalu. Bahkan pada saat Dies Natalis UGM yang ke-70 tahun lalu, kami juga sempat merencanakan untuk pergi ke Jogja di bulan Desember. Bersama-sama menghadiri acara penganugerahan gelar Doktor di sana.

Hanya saja, entah kenapa rencana tersebut belum terwujud. Tertunda satu tahun, dan unfortunately, terimbas pandemi COVID-19.

Anak-anak dan cucu Drs. Solichin seusai acara penganugerahan

Jadilah baru hari ini, dalam rangkaian Dies Natalis UGM yang ke-71, penganugerahan tersebut dilangsungkan.

Hanya saja memang sebagaimana hampir seluruh aspek hidup masyarakat dunia dipengaruhi Corona, kami pun terimbas karenanya. Terutama Bapak.

Bapak kini sudah tidak muda lagi. Bahkan faktor usia pun sudah menggerogoti kesehatan fisik Bapak, yang tidak memungkinkan bagi Bapak untuk hadir secara fisik di Jogja. Apalagi ditambah dengan wabah yang belum mereda. Sungguh sangat berisiko untuk Bapak berangkat ke Jogja.

Setelah melalui diskusi yang cukup panjang dengan pihak UGM dan Senawangi, akhirnya diputuskan acara penganugerahan dilakukan di dua tempat. Bapak akan melakukan orasi ilmiah di Gedung Wayang, Jakarta. Dan Ibu Mertua dan kakak ipar menerima secara simbolis langsung dari Rektor UGM di Balairung UGM Jogjakarta. Alhamdulillah pandemi ini juga mengajarkan kita kalau teknologi melalui media virtual conference dapat menjadi penghubung dua lokasi yang berjauhan. Acara pun berlangsung dengan rapi, khidmat, tanpa hambatan.

Suasana acara di Gedung Wayang. Pak Kodradi dan Pak Ekotjipto, terlihat hadir. Dan tampak suasana Balairung di layar zoom
Ibu Solichin menerima ijazah pengukuhan langsung dari Rektor UGM di Balairung UGM

Bapak, memang sudah tidak sanggup berdiri dalam waktu lama, dan untuk berkomunikasi secara verbal pun banyak keterbatasan. Namun alam pikiran Bapak masih sangat jernih dan bernas. Untuk hari besarnya, dan untuk karya wayangnya, Bapak masih sangat teliti dan perfeksionis.

Bapak bersama sebagian pengurus Senawangi

Bahkan tadi malam, sampai tadi pagi sebelum sidang pengukuhan, Bapak masih mengajak Elok, istri saya berdialog. Kebetulan memang Elok ditugasi untuk membacakan orasi ilmiah Bapak.

Dalam kondisi sulit berkomunikasi, Bapak masih ingin memastikan Elok untuk melafalkan segala kata dengan benar dan tepat. Beliau memang terkenal super teliti, super hati-hati, dan mau segalanya terencana dengan baik.

Alhamdulillah, istri saya tidak mengecewakan. Berlatih tiga hari membaca naskah yang cukup panjang (13 menit), Elok membacanya dengan jelas, artikulatif, dengan nada dan intonasi yang tidak monoton.

Elok membacakan orasi ilmiah di samping Bapak

Bapak, yang sekilas terlihat letih di samping Elok, ternyata mendengarkan dengan seksama. Sesampainya di rumah, beliau secara khusus memuji performa Elok yang menurut Bapak “menyihir” hadirin. Call me bias or if this is love, but I think Bapak was spot on. Well done, my love.

Sungguh suatu hari yang membanggakan, mengharukan dan menginspirasi bagi saya. Bapak di episode lanjut masa hidupnya, mendapatkan pengakuan dari majelis perguruan tinggi yang terhormat. Atas sumbangsihnya yang tidak ternilai terhadap pembentukan peradaban dan budaya manusia Indonesia dari ilmu pengetahuan wayangnya. Insya Allah warisan Bapak ini menjadi ladang amal jariyah yang tidak lekang dimakan waktu. Aamiin.

Selamat Bapak! Kami sungguh bangga.

Berita acara di laman UGM: https://ugm.ac.id/id/berita/20514-ugm-menganugerahkan-gelar-doctor-honoris-causa-pada-solichinhttps://ugm.ac.id/id/berita/20514-ugm-menganugerahkan-gelar-doctor-honoris-causa-pada-solichin

Foto keluarga saya bersama Bapak seusai acara
Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s