
PPKM Darurat ini membuat hasrat gowes terhambat. Mana pakai ancaman sepeda disita segala.
Untungnya ada solusi indoor cycling. Masalahnya Zwift, aplikasi populer untuk ini memang terasa benar-benar “virtual”. Gambarnya kayak film kartun. Dan ia memang tidak berusaha mereplikasi dunia nyata. Agar kebutuhan hardware untuk menjalankannya tidak terlalu berat. Tapi ya gitu, terasa kurang “real”. Walaupun genjotan beneran berat. Dan keringat beneran gemobyos.
Beberapa hari lalu, berdasarkan petunjuk dari teman lama Veranika Rachman, ternyata ada aplikasi indoor cycling yang berniat mereplikasi rute-rute nyata di dunia ke alam virtual. Untuk beberapa rute populer juga dilengkapi dengan real video footage sumbangan user. Namanya Rouvy AR (Augmented Reality).
Yang membuat saya tertarik adalah adanya rute favorit goweser Jabodetabek. Apalagi kalau bukan Sentul – Km 0.
Maklum, walaupun sudah beberapa kali sampai ke sana, kerinduan tersiksa dengan tanjakan Bojong Koneng pasti membekas ke betis pencinta gowes. Tapi dalam
kondisi PPKM Darurat ini, tentu saja kerinduan tersebut susah diobati.
Sampai sore ini.
Dengan Rouvy AR, saya coba mengikuti rute yang sudah di-upload salah satu user (whoever you are, thank you sir!). Mulai dari Bagol (Bakmi Golek) muter sedikit ke dalam kompleks Sentul City, lalu akhirnya menuju Km 0 melalui Rainbow Hills.
I can say it’s pretty realistic experience.
Tampilan video kondisi jalan dan rute sesungguhnya membuat pengalaman ini jauh berbeda dengan di Zwift. Apalagi karena sudah mengenal rute sebelumnya, jadi tampilan video mengembalikan memory kita pada suasana jalan tersebut.
Tanjakan dan turunan di rute ini juga berhasil disimulasikan dengan realistis. Asal pakai smart trainer ya. Berat kayuhan akan disesuaikan dengan kondisi jalan. Di awal-awal perjalanan, tanjakan damai masih bisa dilahap dengan mudah. Namun tanjakan panjang bergradien 8-12% seperti di dekat Rainbow Hills atau Kafe Pananjakan pun membuat nafas tersengal-sengal. Detak jantung merambat ke zona merah. Ini dia, sensasi Km 0 yang saya cari!
Saya pun akhirnya bisa finish di Km 0 dengan waktu terbaik saya. Ya, pastinya ketolong tidak ada head wind dan friksi jalan. Tapi bagaimanapun, ini sangat bagus buat latihan. Dan tentunya mengobati kangen sepedaan keluar rumah.
