
Pada tanggal 11 Juli kemarin terdapat fenomena yang terjadi setahun sekali di kota New York. Namanya “Manhattan Henge”.
Fenomena ini, yang juga kerap disebut sebagai “Manhattan Solstice” adalah suatu kejadian di mana posisi matahari terbit dan terbenam selaras dengan poros jalan timur-barat kota Manhattan. Karena ini, maka akan terlihat suatu pemandangan yang indah. Yakni matahari terlihat terbit dan terbenam di sela-sela gedung tinggi Manhattan. Bahkan di tanggal tersebut, posisi matahari demikian selarasnya, sehingga bulatan matahari akan terlihat secara utuh, menguning dan pancaran sinarnya akan menghasilkan pemandangan yang cantik. Hal ini mirip dengan fenomena di situs purbakala di Inggris, Stonehenge. Oleh karenanya, Manhattan Solstice juga disebut sebagai Manhattan Henge.

Salah satu teman serombongan mengetahui mengenai hal ini, dan mengajak kita untuk ikut menyaksian dan mendokumentasikan Manhattan Henge. Jadilah kita bareng-bareng melakukan kegiatan memburu Manhattan Henge.
Sunset di Manhattan jatuh pada jam 20.21. Jauh sebelum jam ini, spot-spot favorit untuk mengambil foto sudah didatangi oleh fotografer untuk mengabadikan. Salah satu spot favorit adalah di Tudor Bridge. Yang melintasi 42nd street, jalan yang memang paling selaras untuk mengabadikan matahari sunset.
Rombongan kita juga ikut bersiap-siap di Tudor Bridge sejak 1.5 jam sebelum waktu sunset. Saya dan Ubai tidak ikut bersama rombongan, karena kita ada janji dengan Soong, teman SIF dari Thailand.

Tapi justru karena tidak ikut rombongan, kita jadi tahu “kegilaan” warga dan turis New York terhadap fenomena ini.
Di sepanjang jalan 42nd street para pemburu Manhattan Henge sudah siap mengabadikan. Di setiap perempatan jalan, mereka menunggu lampu hijau untuk bisa menyeberang. Untuk kemudian berhenti di tengah-tengah jalan untuk mengabadikan sunset. Menyebabkan kemacetan, karena walau lampu sudah tidak lagi hijau, banyak orang yang masih sibuk mengambil foto. Saya dan Ubai jadi ikut-ikutan. Suasana pun meriah dan berisik. Gelak tawa para pemburu foto dengan riuh rendah klakson mobil yang merasa terganggu perjalanannya mewarnai sore itu. For tourists like us, it’s a fun festive vibe. Mungkin kalau buat warga NY yang sedang commuting sebel banget yak. Hahaha.

Tapi beruntung saya dan Ubai ikut-ikutan. Karena sampai di Tudor Bridge, jembatan sudah penuh sesak. Sudah tidak ada spot lagi untuk dapat mengambil foto. Saya tidak bisa ikut mengambil karena angle sudah tertutup semua. Ini foto yang saya ambil dengan tripod kamera Insta360 untuk memperlihatkan penuh sesaknya kondisi di Tudor Bridge.


Jadi foto terbaik saya untuk Manhattan Henge saya dapatkan saya ikut-ikutan turis menyeberang di jalan yang masih dekat dengan Times Square tadi. Yang saya pasang di bawah ini. Lumayan lah.

Walaupun tentunya akan jauh lebih baik kalau niat nongkrong di Tudor Bridge sejak 3 jam sebelumnya. Membawa tripod dan lensa tele panjang. Yang mungkin hasilnya seperti posting Instagram di bawah ini:
Mungkin kalau saya masih muda dan bela-belain cari obyek foto seperti dulu, saya akan lakukan hal yang sama. As for now, I’m happy enough to join the craze and documenting through my handphone. Ordinary tourists style 😚