
Sampai menit 79 pertandingan, mungkin hampir semua yang menyaksikan partai final Piala Dunia 2022 sudah merasa bahwa hari ini adalah harinya Argentina. Harinya Messi. Hari sahih dinobatkannya Messi sebagai Greatest of All Time (GOAT).
Bagaimana tidak? Argentina bermain cantik. Menguasai pertandingan. Pendukung Perancis dibuat geram karena pemain Les Bleus seperti mati angin. Mati akal. Sementara McAllister, Fernandez dan Messi seakan menari di lapangan tengah. Yang seringkali berujung pada umpan ke sisi kanan pertahanan Perancis. Di mana Di Maria ran havoc mengobrak abrik Dembele dan Kounde. Yang membuat nama pertama ditarik dari pertandingan 5 menit sebelum babak pertama usai.
Memasuki babak kedua, kondisi tidak banyak berubah. Walaupun perubahan yang dilakukan oleh Deschamps di akhir babak pertama sedikit membuat Perancis lebih bisa memberikan perlawanan. Tapi skor masih tidak berubah. 2-0 untuk keunggulan Argentina.

Sampai kemudian di menit 79 itulah, kebintangan seorang Mbappe mulai bersinar terang. Ia berhasil mengeksekusi penalti yang diberikan setelah Otamendi menjegal Kolo Mouni di kotak penalti. Dua menit kemudian, memanfaatkan umpan one-two dengan Marcus Thuram, Mbappe mencetak gol melalui tendangan volley yang gemilang. Game on. Perancis memperpanjang nafas ke extra time.
Di babak tambahan, against the run of play, Argentina bisa mencetak gol lagi. Bintangnya lagi-lagi Messi.
Tapi sepertinya Final Piala Dunia 2022 ini ingin dikenang sebagai final terbaik sepanjang sejarah. Karena drama tidak selesai di situ. Beberapa saat kemudian, Perancis kembali mendapatkan penalti. Gara-gara pemain Argentina handsball di kotak penalti.
Mbappe kembali maju ke titik dua belas pas, dan menyamakan kedudukan.
Akhirnya pemenang partai Final harus ditentukan melalui adu penalti. Emiliano Martinez, kiper Argentina yang nyentrik, kembali menjadi pahlawan di adu mental ini. Ia berhasil memblok tendangan Coman, dan mengganggu mental Tchoumeini sehingga tendangannya melebar.
Argentina menjadi Juara Dunia untuk ketiga kalinya. Messi completed football. Tidak ada lagi piala yang “harus” dimenangkan Messi. Ia sudah meraih semuanya.
Saya yang menonton bareng dengan Rafif, Agung, Cika dan teman-teman Ubai dari FE UI, ikut bersuka ria. Mengenakan seragam tim nasional Argentina yang saya beli empat tahun lalu, emosi saya teraduk-aduk selama pertandingan. Terutama setelah menit 79 itu.
Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, saya memang mendukung tim ini untuk juara. Kalau bukan timnas Inggris, memang Argentina yang saya dukung. Alasannya memang hanya untuk Messi.
Dan saya bersyukur, sudah dapat ikut menyaksikan keabadian Messi terpatri malam itu.
