
Kalau ada orang yang paling berpengaruh dalam menentukan arah karir saya sampai saat ini, Pak Hani Handoko lah orangnya.
Saya adalah mahasiswa di kelas Manajemen Stratejik dan sekaligus menjadi bimbingan skripsinya di FE UGM. Berkat interaksi di kelas dan saat konsultasi, saya jadi cukup akrab dengan Pak Hani.
“You nulis bagus you”, itu kata-kata yang sering Pak Hani sampaikan ke saya saat bimbingan skripsi.
Menjelang selesai kuliah, saya kemudian ditawari Pak Hani untuk membantu beliau. Bekerja sebagai salah satu staf konsultan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen FE UGM yang beliau pimpin. Yang saat itu sedang memulai proyek Transformasi Sistem Manajemen SDM di Bank Exim (yang kini melebur menjadi Bank Mandiri)
Sejak saat itu lah jalur karir saya berubah. Menjadi profesional di bidang SDM dan Organisasi sampai saat ini.
Kedekatan saya dengan Pak Hani semakin erat lepas dari urusan kampus atau kantor. Pak Hani datang saat saya menikah. Mampir ke rumah saat saya baru punya anak. Dan saya selalu berusaha menyempatkan diri bertemu dengan Pak Hani kalau beliau sedang ke Jakarta.
Hanya sejak mulai pandemi saya tidak pernah bertemu lagi. Walau sering bertukar sapa melalui WA. Namun kondisi pandemi membatasi. Sampai kemudian mendengar Pak Hani sakit serius tahun lalu, yang membuat kondisi fisik dan mentalnya drop. Beberapa kali ingin mengunjungi beliau di Jogja, namun kondisi belum memberikan kesempatan yang terbaik.
Sedihnya, semalam saya mendapat kabar mendadak kalau Pak Hani meninggalkan kita selama-lamanya.
Sugeng tindak Pak Hani. Pak Hani mungkin sudah tidak bersama kita lagi di dunia ini. Namun saya dan murid-murid Pak Hani yang lain akan meneruskan warisan ilmu Pak Hani sampai akhir. Insya Allah ini akan menjadi ladang pahala buat Pak Hani. Aamiin.
