Akhirnya Piala Dunia 2018 berakhir tadi malam. Perancis berhasil menambah koleksi bintang di seragamnya menjadi dua, menyusul kemenangan mereka atas Kroasia di final fantastis semalam, 4-2.
Saya, Aya dan Rafif menyaksikan bersama puluhan ribu fans sepakbola lain di Fan Fest Moscow. Suasana sangat meriah. House music dan rap berdentum keras menemani goyang ceria para fans sepakbola dari manca negara.

Saat pertandingan dimulai kemeriahan berjoget mereda. Digantikan dengan seruan dukungan kepada tim yang berlaga. Penonton tuan rumah dan fans sepakbola manca negara seperti saya terbelah antara menjadi pendukung Perancis atau Kroasia.

Awalnya suasana nonton bareng terasa tertib. Saya masih bisa duduk di lantai. Sampai kemudian hujan datang! Memang sih masih rintik, tapi cukup membuat fans nobar panik dan beranjak dari duduk. Akibatnya formasi nobar yang tadinya rapi jadi berantakan. Hampir semua sekarang nonton dengan berdiri.

Partai final sendiri berjalan sesuai perkiraan saya. Saya dua kali menyaksikan Perancis secara langsung. Saat pertempatinal di Nizhny melawan Uruguay, dan saat semifinal melawan Belgia di St. Petersburg. Dari dua kesempatan tersebut, saya lihat Perancis sebagai tim paling komplet dan memiliki organisasi paling rapi dari seluruh tim yang bertanding di Piala Dunia ini. Kandidat serius juara dunia.

Semua lini dari belakang, tengah dan depan terisi pemain papan atas, bahkan kelas dunia. Bertahan dan menyerang sama kuatnya. Poros Kante-Pogba-Griezmann menghasilkan penguasaan bola yang efektif dan sepakbola yang atraktif. Dan Perancis memiliki Kylian Mbappe. Remaja umur 19 tahun yang fenomenal. Golnya di partai final tercatat sebagai gol pemain berusia belasan tahun yang pertama sejak Pele melakukannya di tahun 1958.
Lalu Giroud. Banyak yang mencibir Giroud sebagai striker mandul, karena tidak ada shot on goal yang dilakukan. Namun dalam pandangan saya, Giroud memainkan peran penting sebagai target man tim Perancis. Walau tidak mencetak satu gol pun, Giroud berkontribusi dalam banyak serangan Perancis, mengacaukan pertahanan lawan dengan movement dan hold-up play nya. Giroud membuat Griezmann, Mbappe dan Tolisson/Matuidi/Dembele lebih bebas bergerak dalam skema serangan.
Benar saja, sampai 1 jam pertandingan berjalan, gelar juara seperti sudah di tangan. Perancis unggul 4-1 atas Kroasia. Hanya kesalahan Lloris saja yang membuat hasil akhir terlihat lebih imbang buat Kroasia.
Pogba dan Mbappe menunjukkan potensi mereka sebagai big match player. Dua gol fantastis mereka melengkapi gol bunuh diri Mandzukic dan penalti Griezmann. Gol Pogba berawal dari umpan panjangnya yang brilyan ke sisi sayap Mbappe. Disebut-sebut sebagai “pass of tournament” umpan ini mengawali gol ketiga Perancis yang dicetak oleh Pogba sendiri.

Hujan deras pada upacara penyerahan piala kepada Perancis tidak mengurangi kegembiraan tim asuhan Deschamps dalam merayakan gelar Juara kedua mereka. Walau hujan deras ini membuat pengunjung Fan Fest yang setia menunggu sampai upacara penyerahan piala tercerai-berai.
Saya, Aya dan Rafif ikut menjadi “korban”. Kami menyaksikan upacara tersebut dari bawah pohon, yang hanya sedikit melindungi kami dari hujan yang semakin lebat. Untungnya kami tidak sendirian. Masih banyak yang bernasib sama. Jadi walaupun basah kuyub, kita semua saling menertawakan nasib kita. Semua larut dalam suasana kemenangan Perancis.

Akhirnya, saat hujan sedikit mereda, kami beringsut berjalan di dalam gerimis. Berjalan keluar dari area Fan Fest mencari transportasi andalan kami di Russia Yandex online taxi, yang untungnya masih tersedia walau dengan harga hampir dua kali lipat akibat increased demand.
Sayup-sayup dari Universitsky Prospect terdengar nyanyian pendukung Perancis mewarnai jalanan. Terdengar merdu. Entah mengapa malam itu semua terasa menyenangkan. Walau terbersit rasa sedih menyadari esok hari pesta sepakbola akbar dunia ini sudah usai. Hidup akan kembali pada rutinitas semula.
Selamat Perancis untuk gelar Juara Dunia yang kedua! Selamat Kroasia untuk prestasi terbaik negara mencapai final. Selamat untuk Russia yang telah menjadi tuan rumah yang baik, dan menyelenggarakan salah satu Piala Dunia terbaik sepanjang masa.
Piala Duniaku yang pertama kutonton langsung
Piala Dunia yang akan selalu kukenang.
Piala Dunia yang menyenangkan.
Avtozavodskaya, Moscow, 16 Juli 2018