Akhirnya! Sampai juga pada hari Pemilu Serentak 2019! Setelah berbulan2 bangsa ini dikotak-kotakkan pada pilihan politik. Disetir narasi politisi yang penuh syahwat kuasa.
Sebelum melakukan hak pilih, saya akan menuliskan prediksi saya pada Pemilu Serentak 2019 ini. Berikut prediksi saya:
- Jokowi kembali terpilih. Namun selisih tidak sampai 2 digit.
- 3 besar partai: PDIP, Gerindra, Golkar
- PSI dapat suara > 4%. Lolos ambang batas.
Jokowi Kembali Terpilih
Jokowi kembali terpilih karena sesungguhnya sebagian besar rakyat puas dengan capaiannya. Namun narasi yang dihembuskan oleh kubu sebelah: suka bohong, antek asing, komunis, sampai anti-ulama cukup menggerus suara.
Akan tetapi, Jokowi diuntungkan dengan basis pemilih tradisional yang dimiliki partai pendukungnya.
Partai-partai lama seperti PDIP, Golkar, PKB masih memiliki mesin politik yang tidak dimiliki partai baru di kubu sebelah seperti Gerindra, PKS dan PAN. Partai Demokrat sebenarnya cukup luas jangkauannya, namun Partai SBY ini tidak terlalu peduli Pilpres, mereka lebih mikirin nasib sendiri.
PDIP, Gerindra dan Golkar 3 Besar Pemenang
PDIP dan Gerinda muncul sebagai pemenang Pemilu Legislatif karena coat-tail effect. Karena mengusung Capres.
Golkar mendulang suara terbanyak nomor 3 karena mesin politik terluas berkat 32 tahun berkuasa. PKB juga demikian. Bisa jadi nomor 4 karena jaringan NU sampai pelosok.
Padahal, kalau mengaca dari dunia media sosial, sebetulnya Kubu 02 lebih banyak terlihat. Militansi para buzzer dan simpatisan begitu nyata di FB dan Twitter. Trending tagar terjadi berkali-kali.
Tapi mereka hanya sebagian kecil dari pemilih. Pengguna aktif Twitter, misalnya, hanya 20 juta – ini hanya 10% dari total pemilih. Dan tidak semua 20 juta ini jadi pemilih kan? Dan kalau jadi pemilih pun tidak semua kampret kan? Cebong juga banyak ☺️
Fenomena “kemenangan di medsos” yang berbeda dengan hasil pemilihan saya prediksi akan terulang.
Hillary Clinton was so popular, and anti Brexit was nowhere near in timeline. Tapi hasilnya? Kalah.
Karena pemilih tradisional tak terlihat itu jauh lebih banyak. Ironisnya, template kampanye ala Trump yg dipakai kubu ini.
PSI Lolos Electoral Vote Threshold
Kejutan akan muncul dari PSI. Di survei-survei nasional, PSI tidak pernah disebut lolos electoral vote threshold. Tapi jumlah pemilih yang jengah dengan kinerja DPR selama ini ternyata banyak. Mereka ingin pembaruan. Dan PSI menawarkan platform yang beda dengan yang lain. Fenomena ini mirip dengan kehadiran PAN di tahun 1999 dan Partai Keadilan di tahun 2004.
Hasil observasi Pemilu Luar Negeri menunjukkan hal ini. Begitu juga dengan pemilih milenial yang merasa terwakili. Atau kaum pekerja yang apatis politik. Ini sumber suara PSI. The real silent majority.
Demikian prediksi saya. Mohon maaf kalau kemudian meleset. Haha.
Apapun hasilnya, semoga Pemilu 2019 berjalan dengan damai, aman, lancar dan jujur. Bangsa Indonesia will have the leaders they deserve! Dan akan kembali guyub dan rukun. Insya Allah, aamiin.
Selamat menggunakan hak pilih!