
Tanpa terasa hari ini datang juga. Anak bungsu kami, Rafif, lulus SMA.
I know, it’s hard to believe it, right?
Masih lekat dalam ingatan kami, si kecil Rafif gemar berbaju kostum Ultraman. Menirukan gerak jagoan favoritnya sambil menatap layar televisi.

Kini, si Ultraman telah menjadi “man“. Seorang pria remaja, yang beranjak dewasa. Usianya sudah melewati 17 tahun. Dan dalam beberapa bulan Rafif akan meninggalkan rumah. Mengejar cita-citanya dengan belajar di Singapura.
Seluruh hal tersebut terbayang hari ini. Saat acara “Moving Up Ceremony” SMA Cikal Amri di Gedung Wayang Kautaman. Khususnya saat momen mengharukan di mana Rafif, dan teman-teman seangkatannya menghampiri orang tua masing-masing. Memberikan surat pribadi yang mengharu-biru. Kilas bayang perjalanan hidupku bersama si bungsu melewat cepat. Air mata pun tak terbendung.

Ibu Ella, ketua Yayasan Cikal, menyampaikan dalam sambutan pembukaannya, “You will never be ready for this moment. Especially if you’re the parents”
Benar sekali, Bu Ella.

Kalau boleh memilih mungkin kita akan meminta penundaan waktu. Meminta diputar kembali. Karena masih banyak pesan yang ingin kami tanamkan. Masih banyak waktu yang ingin kita luangkan. Masih banyak perhatian yang ingin kita curahkan.
Apalagi membaca surat Rafif yang dengan jujur menyampaikan pergumulan batinnya menuju kedewasaan. Ternyata kami sering membuatnya marah. Membuatnya sedih. Dan ada momen-momen sulit yang kita tidak tahu terjadi. Karena dia tak pernah bercerita.

Membuat kita kembali bertanya, “have we done our best to our children?”
Mungkin tidak. Dan tak akan pernah bisa. No matter how hard you tried.
Tapi untungnya di saat kita semakin merasa lemah karena burung-burung kita akan terbang dari sangkarnya, anak-anak kita justru berubah tumbuh dewasa.

Mereka tulus berterima kasih. Memberikan maaf. Karena tahu kita yang semua kita lakukan, terlepas dari semua kekurangan, adalah untuk membekali mereka dengan sepasang sayap untuk terbang.
Kepakkan sayapmu, Ultraman-ku. Raihlah mimpimu. Tak perlu takut jatuh. Karena kapanpun, bagaimanapun, Papa dan Mama akan selalu ada di belakangmu.
We love you 3000 too.




