
Hari ini saya bela-belain untuk main golf jauh dari rumah. Tepatnya di Lapangan Golf Palm Springs (dahulu Sedana), yang terletak di Karawang. Sekitar 50 km dari rumah. Jarak mungkin tidak seberapa, tapi ini hanya bisa ditempuh minimal dalam waktu 2,5 jam perjalanan. Tahu dong kenapa? Kondisi jalan tol Cikampek yang macet sepanjang hari karena pembangunan double decker road!
Tapi ajakan main golf pagi ini sangat menarik minat. Bukan karena saya masih officially pengangguran, tapi karena dua hal.
Yang pertama adalah karena teman bermain golf kali ini spesial. Kita kedatangan tamu jauh. Nasrul, teman sekolah SMA di Bontang, Kalimantan Timur, kebetulan sedang ada di Jakarta, dan akan berangkat ke Bandung.
Nah Abang Ardianullah, teman golf sejak kecil mempunyai ide untuk bermain di Palm Springs Karawang, yang notabene terlalui oleh rute Nasrul. Ide bagus sih. Buat dia. Secara Abang tinggal di Cikarang. Buat saya yang tinggal di Jakarta, membayangkan kemacetan Bekasi-Karawang sudah cukup membuat dengkul lemas.

Sebetulnya ingin menyarankan lapangan yang lebih dekat. Royale Halim misalnya. Kan masih searah juga tuh ke Bandung (hehehe). Namun kemudian saya teringat alasan yang kedua: Palm Springs ini merupakan satu-satunya lapangan golf yang saya belum pernah kunjungi, dari daftar 30 Lapangan Golf di Jabodetabek yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Jakarta (Enjoy Jakarta). Jadilah motivasi saya bertambah demi mencapai suatu milestone penting ini (halah!)
Dan Alhamdulillah saya tidak menyesal.
Perjalanan 2,5 jam tidak lah berarti dengan kegembiraan bermain bersama dengan teman-teman masa kecil. Khususnya dengan Nasrul, yang sejak lulus SMA sudah tidak pernah bertemu. Seingat saya, Nasrul ini dulu jagoan main bola. Salah satu tim inti sekolah kita deh. Ternyata, dua tahun terakhir ini, si jagoan bola malah keranjingan golf.
Memang, sejak dulu kompleks PT Badak Bontang sangat memfasilitasi bagi yang ingin belajar golf. Lapangan 18 holes beserta golf instructor tersedia. Di sini lah lapangan pertama tempat saya belajar golf sejak SMP. Sepulang kerja di sore hari, para karyawan dan anggota keluarga masih sempat bermain 9 holes (masih ingat saya kadang diajak Papa dan Mama main di sore hari).

Kalau mau sih, bisa bermain tiap hari, secara biaya green fee dan caddie di sana sangat-sangat murah. Dan lagi, menurut cerita Nasrul, pimpinan perusahaan sebelumnya setengah menginstruksikan bagi setiap karyawan level Manager untuk belajar main golf. Dibantu penyediaan stik golf nya lagi. Mantap gak tuh? Hehehe.
Anyway, Nasrul sekarang sudah termasuk pimpinan teras di PT Badak NGL Co, perusahaan penyulingan gas alam di Bontang, tempat di mana orang tua-orang tua kita bekerja. Sekarang beliau mengepalai Direktorat SDM (seprofesi dengan saya), jadi di sela-sela permainan jadi cukup nyambung juga ngobrolnya. Moga-moga ada kesempatan untuk berkunjung ke Bontang dan ikut berbagi pengalaman. Dan tentunya menyambangi lapangan golf tempat kita belajar golf di masa kecil. Sudah kangen berat!
Selain kegembiraan dapat menyambung silaturahmi dengan Nasrul, ditambah lagi dengan kondisi lapangan Palm Springs yang menyenangkan. Walaupun kita tee off relatif cukup siang (sekitar jam 9 lewat), ternyata teriknya matahari Karawang terimbangi dengan kencangnya angin di daerah sini. Jadi hawa tidak terlalu terasa panas. Tambahan lagi, kondisi tanah lapangan yang cukup keras, membuat manajemen klub membolehkan golf cart untuk masuk ke dalam lapangan. Jadi kita tidak terlalu sering kepanasan di bawah sinar matahari.

Lapangan Palm Springs pun cukup “fun” untuk dimainkan. Desain lapangannya cukup bervariasi. Ada Par 3 jauh, ada pula Par 5 yang bisa dicapai dengan 2 pukulan. Hazards berupa bunker berserakan di setiap hole. Jadi ya untuk yang belum terlalu mahir memainkan pukulan dari pasir, ya siap-siap frustasi kalau main di sini.
Kondisi fairway dan greens pun cukup baik. Memang di musim kemarau ini beberapa sudut lapangan terlihat gersang dan gundul. Namun secara umum, manajemen klub cukup baik merawat rumput dengan menyirami setiap hari. Green pun terasa rapi dan konsisten, walaupun untuk ukuran speed terhitung cukup lambat. Namun ini semua tidak mengurangi keasyikan bermain.
Kita akhirnya menyelesaikan permainan dalam 5 jam. Pukul 14.00 sudah bisa beristirahat di restoran club house, dan menikmati hidangan makan siang sambil melanjutkan obrolan dengan teman lama dari Bontang. Suatu pagi yang menyenangkan, walaupun harus menempuh perjalanan yang jauh dan macet. It’s all worth it. Terima kasih teman-teman!
One Comment Add yours