
Terakhir saya main golf dua bulan yang lalu. Di Cikarang yang amat jauh itu. Setelah itu stik tak pernah disentuh. Karena sibuk membantu Rafif pindahan ke Singapura, dan malah sibuk bersepeda.
Jadi pagi ini bermain di Turnamen Golf Piala Rektor Prasetiya Mulya (almamater S2 saya), saya tanpa persiapan. Driving saja gak pernah kok, apalagi main.

Jadi dapat dimaklumi pukulan tee off saya sukses melenceng ke kanan. Penalty. Masih bagus chip dan putting lumayan sehingga tidak dapat triple bogey.
Tapi petaka triple bogey (yang haram hukumnya untuk turnamen golf dengan sisten handicap 36) langsung terjadi di hole berikutnya. Hole kedua. Tee off saya yang bagus tidak diikuti dengan second shot. Bola masuk ke bunker, dan saya tidak bisa langsung mengeluarkannya ke green. Sebel, tapi ya saya bisa memaklumi diri saya sendiri.
Helow, gak pernah latihan mau main bagus? Emang situ Tiger Woods?
Tapi seiring dengan santainya mindset saya, justru permainan membaik. Par mulai diraih, bahkan dua birdie berhasil dicetak di second nine.

Sayangnya petaka di awal-awal ronde tersebut memupuskan harapan saya untuk naik panggung meraih piala. Lebih buruk 1 stroke dari pemenang di flight saya.
Tapi tanpa disangka, gagal mendapat piala, saya justru pulang membawa sepeda.
Ya, tumben-tumbennya saya bisa menang door prize yang lumayan. Alhamdulillah, pulang tidak dengan tangan kosong. Apalagi saya belum punya sepeda MTB. Wah bisa-bisa golf terlupa lagi karena bersepeda?
