
Kemarin adalah hari kemerdekaan negara Singapura. Atau yang mereka sebut National Day.
Tradisi perayaan di negara singa ini tidak dengan upacara bendera, tapi lewat parade. Disebut National Day Parade.
Saat saya kuliah di NTU, saya pernah ikut parade. Tapi saat itu di National Stadium tempatnya. Sekarang pusatnya di Padang. Acaranya ya pertunjukan seni, budaya dan parade militer.
Kemarin saya dan Rafif sengaja bawa sepeda. Karena berkat gowes ke East Side Marina Bay kemarin, saya menemukan satu spot untuk hunting foto. Untuk foto kembang api. Karena selain parade, satu yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Singapura adalah pesta kembang api.

Tempatnya lumayan jauh kalau jalan kaki. Makanya bersepeda adalah pilihan cerdas. Secara banyak jalan ditutup untuk parade. MRT dan bis pun penuh sesak dengan warga Singapura. Mereka berdandan warna merah dan pergi berombongan. Kebanyakan keluarga.
Dari hotel di area Bugis kita membuat rute sendiri. Karena saya tahu banyak jalan di sekitar Padang ditutup, maka saya dan Rafif mengambil jalur agak memutar. Melintasi Rochor canal. Yang di sampingnya ada jalur sepeda.

Dari situ kita sampai di National Stadium. Karena Padang kapasitas terbatas dan khusus untuk undangan, maka Pemerintah Singapura membuat tempat-tempat “nobar” parade. Salah satunya di National Stadium. Dibuat big screen, dan keluarga secara berkelompok duduk menggelar tikar. Piknik nasional ini namanya ☺️.

Senang rasanya melihat para keluarga berkumpul nobar seperti ini. Mengingatkan saya pada kemeriahan Asian Games tahun lalu. Jiwa nasionalisme jadi seperti kena steroid kalau begini.
Saya dan Rafif pun ikut larut dalam kebersamaan warga Singapura. Apalagi kemudian di layar besar disiarkan tamu kehormatan dari negara tetangga. Mulai dari Mahathir Muhammad, Sultan Halsanah Bolkiah.. dan presiden kita, Jokowi! Lucunya, saat layar menampilkan wajah para pemimpin ini, sorak sorai kecil muncul dari sebagian penonton. Malaysia paling banyak, Indonesia kedua, Brunei nyaris tak terdengar. LOL.

Rafif amat menantikan parade ini sebetulnya. Khususnya pada saat parade angkatan udara melintas di udara. Mulai dari helikoptet Chinook yang membawa bendera Singapura raksasa, sampai dengan manuver F-15 dengan suara menggelegar di angkasa. Dan itu terjadi tepat di atas kita, saat kita melanjutkan perjalanan menuju East Park Marina. We’re so star struck to see these beautiful iron birds.

Akhirnya kita sampai di East Marina Park. Kondisi sudah benar-benar ramai. Sepanjang jalan penuh sesak. Spot foto favorit sudah di-tek dengan tripod-tripod para fotografer.
Tapi saya masih dapat lah tempat yang lumayan bagus. Waktu masih jam 7 sore. Masih ada 1 jam sebelum pesta kembang api dimulai, yakni jam 8 malam.
Sambil mengisi waktu, mulai lah saya mempersiapkan setting-an kamera, sambil mulai ambil foto-foto Marina Bay landscape di blue hour.


Akhirnya jam 8.15 pesta kembang api pun dimulai. Saya pun sibuk jeprat jepret. Sampai kurang menikmati keindahan si kembang api. Hehehe.
Total hanya 6 menit. Tapi ya memang indah. Skala besar. Kabarnya untuk kembang api saja mereka rehearse sebulan. Dasar negeri kaya. Dan kiasu. LOL.
Berikut hasilnya, dan satu lagi favorit saya di foto pertama di atas.
Setelah puas dengan sesi foto-foto ini, saya pun mengemasi tas. Menyusuri Marina Barrage dan Gardens By The Bay. Kita kembali ke peraduan. Saya kembali ke hotel di Bugis, Rafif kembali ke apartment nya di Killiney.
This is the perks of living in Singapore. Mendapatkan hiburan rakyat dalam standar tinggi. Tanpa harus membayar apa pun. Selamat ulang tahun Singapura!
