Sejatinya berlibur sendirian itu bukan gayaku. Yang namanya liburan menyenangkan itu kalau kita berempat pergi liburan bareng ke suatu tempat baru yang tidak pernah kita kunjungi.
Tapi karena cuman saya yang sekarang jadi “pengangguran” di rumah, maka apa boleh buat. Rencana liburan sendirian pun dibuat. Elok, istri saya malah setengah mendorong.
“Kapan lagi mas?”
Bener juga. Kapan lagi. Sepanjang masa bekerja, nggak pernah punya kesempatan langka seperti ini.
Saya pun menyiapkan itenary. Dari dulu kalau ada negara yang mau saya kunjungi sendirian, ya cuman Inggris. Karena Inggris penuh dengan tradisi yang saya sukai. Ya mulai dari sepakbola, golf dan akhir-akhir ini, sepeda Brompton.
Terakhir ke Inggris kita jalan berempat. Walaupun juga dipenuhi dengan itinary sesuai minat bakat saya, tetap saja terasa kurang. Kurang explore. Kurang waktu. Secara juga harus memperhatikan selera anggota keluarga yang lain.
Kalau saya ingat-ingat memang dulu sebelum berkeluarga, model liburan saya adalah free roaming. Tidak ada itenary pasti. Hanya jalan ngalor ngidul. Sering nyasar. Dan foto-foto.
Nah karena sekarang lagi senang bersepeda, model liburan seperti itu kayaknya cocok buat saya. Apalagi dengan bantuan teknologi seperti Google Map. Hasrat jalan ngalor ngidul pun semakin kuat.
Inilah yang ada di benak saya saat merencanakan “Liburan Sendirian” (istilah kekiniannya “Me Time”). Dan Inggris tetap menjadi destinasi pilihan. Plus tambah sana sini karena sekalian bertemu teman.
Jadilah saya terbang ke London. Via Istanbul. Untuk satu perjalanan yang semoga menyenangkan dan bisa dikenang.