
Nggak percaya? Baca dulu ulasannya.
Delapan tahun yang lalu, tepatnya saat Piala Dunia 2006 di Jerman, saya melakukan ramalan pertandingan yang 100% tepat. Ramalan tersebut saya landaskan pada ‘analisis teknikal’, yakni dengan melihat data historis pertandingan antara dua tim yang berhadapan. Pada saat itu saya 100% benar meramalkan hasil pertandingan perempatfinal dan semifinal. Bahkan, walaupun hasilnya berbeda dengan yang saya harapkan, saya berhasil meramalkan partai final akan berlangsung ketat, dan Zidane muncul sebagai penentu — kendati Zizou menentukan dengan cara yang buruk dan mengejutkan: menanduk Materazzi dan di kartu merah.
Nah, kali ini, menggunakan metode yang sama, saya coba untuk mensimulasikan seluruh pertandingan Piala Dunia 2014 yang akan dimulai minggu depan. Seluruh pertandingan dari babak penyisihan grup sampai dengan partai final saya simulasikan. Bagaimana caranya?
Berikut adalah metode simulasi saya dengan menggunakan “analisis teknikal”:
- Saya menggunakan FIFA Match Database yang bisa diakses melalui situs resmi FIFA. Situs resmi ini menyimpan seluruh hasil pertandingan head-to-head dari negara-negara yang terdaftar sebagai anggota FIFA.
- Dalam melakukan simulasi, saya memilih kategori ‘Mens ‘A’ Matches’. Ini berarti saya memilih untuk melihat statistik head-to-head dari pertandingan-pertandingan resmi antara dua negara, termasuk di dalamnya pertandingan dalam kompetisi resmi badan seperti Piala Dunia atau Piala Eropa, dan juga pertandingan persahabatan resmi yang di-sanction oleh FIFA.

- Berdasarkan hasil telaah statistik ini saya kemudian melakukan scoring:
- Apabila Negara A memiliki statistik head-to-head yang lebih baik dari Negara B (lebih sering menang daripada kalah), maka pertandingan antara Negara A vs Negara B di Piala Dunia nanti akan saya simulasikan Negara A menang 1-0 atas Negara B.
- Apabila Negara A memiliki statistik head-to-head yang imbang dengan Negara B (kalah-menang sama kuat), maka pertandingan antara Negara A vs Negara B di Piala Dunia nanti akan saya simulasikan imbang/draw dengan skor 1-1.
- Apabila Negara A tidak memiki riwayat head-to-head dengan Negara B, maka pertandingan antara Negara A vs Negara B di Piala Dunia nanti akan saya simulasikan imbang/draw dengan skor 0-0.
- Apabila pertemuan dua negara tersebut terjadi pada fase knock-out, dimana hasil imbang tidak dimungkinkan, maka saya akan memilih Negara yang memiliki peringkat FIFA lebih tinggi untuk melaju ke babak berikutnya.
Berdasarkan aturan scoring ini, saya kemudian melakukan simulasi ke seluruh pertandingan yang terjadi babak penyisihan grup Piala Dunia. Hasilnya sebagai berikut:
Babak Penyisihan Grup
Group A – Brasil dan Kroasia Lolos
Group B – Spanyol dan Chile Lolos
Group C – Kolombia dan Jepang Lolos
Group D – Uruguay dan Italia Lolos
Group E – Perancis dan Ekuador Lolos
Group F – Argentina dan Iran Lolos
Group G – Jerman dan Ghana Lolos
Group H – Russia dan Belgia Lolos
Bagaimana dengan simulai babak penyisihan grup di atas? Cocok dengan prediksi Anda? Mungkin yang paling mengejutkan adalah Belanda dan Portugal tidak lolos? Kalau saya sih lebih sedih karena tim yang saya dukung, Inggris, dalam simulasi ini pun tidak ikut lolos ke knock-out stage.
Tapi sudahlah, mari kita coba tilik simulasi babak berikutnya.
Babak 16 Besar dan Perempat Final
Melalui simulasi ini, babak perempat final diwarnai oleh sebagian besar “muka-muka lama” langganan Juara Dunia: Brazil, Italy, Perancis, Jerman, Spanyol, Uruguay dan Argentina. Hanya Russia yang tergolong “pendatang baru” dan belum pernah memenangkan Piala Dunia.
Mungkin dari empat partai perempat final ini, partai tersengit terjadi antara Brazil vs Italoa dan Perancis vs Jerman. Sayang sekali tim yang sarat dengan sejarah dan prestasi seperti Jerman dan Italia harus terhenti di babak ini.
Babak Semi Final dan Final
Babak semi final mempertemukan Brasil juara dunia 2002 dengan juara dunia 1998 Perancis. Di pertandingan lainnya, Argentina juara dunia 1986 akan menghadapi juara bertahan Spanyol. Membayangkan partai ini saja, saya sudah ngiler!
Tapi akhirnya hasil simulasi mengatakan partai semifinal akan mewujudkan partai puncak yang menjadi titik kulminasi yang luar biasa. Brasil mengalahkan Perancis, dan Argentina mengempaskan sang juara bertahan. Kedua tim jagoan Amerika Latin bertemu di stadion megah Maracana pada partai final.
Brasil, tuan rumah dengan ekspektasi yang sangat tinggi dari bangsanya untuk meraih gelar ke-6 di kandang sendiri. Menghadapi musuh bebuyutannya di Amerika Latin Argentina. Ini pertandingan yang sarat emosi. Coba bayangkan, mungkin mirip dengan Indonesia vs Malaysia di Final SEA Games. Dapat dipastikan segenap bangsa dua negara, yang suka bola apa tidak, pasti terserap ke magnet pertandingan akbar ini.

Coba bayangkan lagi, sosok Neymar yang dijuluki ‘Ney-Pele‘ berhadapan dengan pemain terbaik dunia dalam 3 tahun terakhir: Lionel Messi, yang juga digadang-gadang sebagai “New Maradona“. Kendati bermain bersama di Barcelona, tak dapat dipungkiri akan terjadi perseteruan sengit antara mereka di pertandingan ini, karena performa mereka tidak hanya menentukan tim mana yang menjadi kampiun sepakbola sejagat, namun juga menasbihkan siapa di antara mereka yang dapat menjadi legenda hidup sepakbola yang baru.
Dan hasil simulasi saya menunjukkan Messi akan menghancurkan harapan jutaan rakyat Brasil, sekaligus mengulangi kisah tragis kekalahan Brasil di Final Piala Dunia 1950 dari Uruguay di kandang sendiri. Dan Messi pun akan berdiri sejajar dengan idolanya, Maradona, sebagai salah satu pemain bola terbaik dan terhebat yang pernah hidup di muka bumi ini.
Bagaimana, setuju dengan ramalan saya? Tim mana yang menurut Anda akan menjadi Juara Dunia di Brazil?
Apapun pilihan Tim Anda, seminggu lagi kita akan dimanjakan dengan partai-partai sepakbola kelas dunia, yang akan sangat menghibur kita di tengah-tengah maraknya black campaign dan adu pencitraan dari Pemilihan Presiden Indonesia.
Let’s the party begin!
Priiiiiittt!! Kick off!!
One Comment Add yours