Sehari di Istanbul

Saat saya berencana untuk lay over di Istanbul, target saya tidak muluk-muluk

    Shalat di Blue Mosque
    Mengunjungi Hagia Sophia
    Mengelus-elus kucing Istanbul
    Belanja di Grand Bazaar
    Ikut sunset cruise di Bosphorous

Alhamdulillah semua sudah kesampaian. Walaupun agak kurang sedap, karena Blue Mosque dan Hagia Sophia sedang direnovasi. Jadi banyak tiang-tiang konstruksi yang kurang sedap dipandang mata.

Majestic Hagia Sophia. Situs cagar budaya sejak abad 4, yang pernah menjalani tiga fungsi: gereja, masjid, dan sekarsng museum. Tetap cantik walau banyak struktur renovasi

Namun untuk destinasi yang lain sangat menyenangkan pengalamannya, bagi saya untuk menyimpulkan kalau Istanbul itu indah, dan layak dikunjungi lagi dengan lebih serius.

Contohnya Grand Bazaar. Pasar tradisional legendaris di Istanbul ini salah satu target utama saya. Dan ternyata memang sangat tidak mengecewakan. Tempatnya nyaman. Berpendingin udara, jadi matahari musim panas Istanbul tidak terasa menyengat.

Barang-barang yang dijual pun beraneka ragam dan dengan harga yang cukup terjangkau. Kalau Anda bingung mau cari oleh-oleh dari Turki, nah dijamin di sini pasti akan mendapatkan banyak ide.

Dan juga penjualnya ramah-ramah. Terutama dengan turis dari Indonesia atau Malaysia. Mungkin merasa dekat karena kesamaan agama. Jadi lumayan tertolong karena mereka juga inisiatif mengajak berbahasa melayu, walaupun patah-patah.

Grand Bazaar – tempat sangat menyenangkan untuk berbelanja barang khas Turki, atau mengamati perilaku masyarakat Istanbul dalam pasar tradisional yang cantik

Apalagi kemudian di sini saya mendapatkan bonus. Yakni makan siang Kebab Turki yang benar-benar lezat di Gel Gor Kebab Restaurant. Lokasinya di salah satu sudut di luar Grand Bazaar. Saya dipandu oleh rating Trip Advisor dan Google yang tidak bohong. Mencarinya memang agak sedikit susah, harus pakai Google Map untuk dapat menemukan lokasinya. Tapi asli nggak nyesel.

Kebingungan dalam memesan, saya disarankan oleh waiter untuk memesan mixed kebab. Yakni kebab dengan daging ayam, sapi dan domba menjadi satu. Sekalil kunyah, sudah langsung terasa lezatnya. Sumpah!

Mixed Kebab, dengan daging ayam, sapi dan domba, dihidangkan dengan lezat di Gel Gor Istanbul

Akhirnya destinasi ditutup dengan sunset cruise menyusuri selat Bosphorus.

Saya juga mengikuti cruise dengan rating yang paling tinggi di Google. Harganya juga ternyata relatif lebih mahal dibanding dengan cruise trip yang ditawarkan di hotel. Tapi ternyata ada bedanya.

Di cruise trip ini yacht-nya cukup mewah. Berpenumpang hanya 20 orang, dengan tour guide yang berpengetahuan luas. Kalau di cruise yang ditawarkan hotel, sepertinya menggunakan kapal yang lebih besar. Isinya bisa ratusan turis. Jadi di sini kesannya lebih akrab, lebih eksklusif. Bahkan pada suatu saat saya bisa duduk sendirian di dek bawah, di meja makan. Turis lain lebih suka terkena angin di dek atas. Jadi seperti private yacht hehe (lihat gambar).

Keuntungan lain dari cruise trip yang semi ekslusif ini, guide pun bisa lebih intensif dalam memberikan informasi. Saya jadi lebih paham sisi kehidupan European and Asian side of Istanbul.

Cruise memang membawa kita menyusuri selat Bosphorus, melihat bangunan dan peninggalan sejarah di kedua sisi selat. Melewati kolong jembatan yang menghubungkan kedua sisi ini, baru memutar kembali ke pelabuhan di Galata Istanbul saat matahari hampir terbenam. Take a look at that glorious sunset of Istanbul skyline. Magic!

Sunset cruise di Bosphorus. Indah dan berkesan.

Suatu destinasi penutup Liburan Sendirian saya yang berkesan. Terima kasih Istanbul! Insya Allah saya akan kembali!

Terima kasih Istanbul!
Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s