Saat saya berencana untuk lay over di Istanbul, target saya tidak muluk-muluk
- Shalat di Blue Mosque
- Mengunjungi Hagia Sophia
- Mengelus-elus kucing Istanbul
- Belanja di Grand Bazaar
- Ikut sunset cruise di Bosphorous
Alhamdulillah semua sudah kesampaian. Walaupun agak kurang sedap, karena Blue Mosque dan Hagia Sophia sedang direnovasi. Jadi banyak tiang-tiang konstruksi yang kurang sedap dipandang mata.

Namun untuk destinasi yang lain sangat menyenangkan pengalamannya, bagi saya untuk menyimpulkan kalau Istanbul itu indah, dan layak dikunjungi lagi dengan lebih serius.
Contohnya Grand Bazaar. Pasar tradisional legendaris di Istanbul ini salah satu target utama saya. Dan ternyata memang sangat tidak mengecewakan. Tempatnya nyaman. Berpendingin udara, jadi matahari musim panas Istanbul tidak terasa menyengat.
Barang-barang yang dijual pun beraneka ragam dan dengan harga yang cukup terjangkau. Kalau Anda bingung mau cari oleh-oleh dari Turki, nah dijamin di sini pasti akan mendapatkan banyak ide.
Dan juga penjualnya ramah-ramah. Terutama dengan turis dari Indonesia atau Malaysia. Mungkin merasa dekat karena kesamaan agama. Jadi lumayan tertolong karena mereka juga inisiatif mengajak berbahasa melayu, walaupun patah-patah.

Apalagi kemudian di sini saya mendapatkan bonus. Yakni makan siang Kebab Turki yang benar-benar lezat di Gel Gor Kebab Restaurant. Lokasinya di salah satu sudut di luar Grand Bazaar. Saya dipandu oleh rating Trip Advisor dan Google yang tidak bohong. Mencarinya memang agak sedikit susah, harus pakai Google Map untuk dapat menemukan lokasinya. Tapi asli nggak nyesel.
Kebingungan dalam memesan, saya disarankan oleh waiter untuk memesan mixed kebab. Yakni kebab dengan daging ayam, sapi dan domba menjadi satu. Sekalil kunyah, sudah langsung terasa lezatnya. Sumpah!

Akhirnya destinasi ditutup dengan sunset cruise menyusuri selat Bosphorus.
Saya juga mengikuti cruise dengan rating yang paling tinggi di Google. Harganya juga ternyata relatif lebih mahal dibanding dengan cruise trip yang ditawarkan di hotel. Tapi ternyata ada bedanya.
Di cruise trip ini yacht-nya cukup mewah. Berpenumpang hanya 20 orang, dengan tour guide yang berpengetahuan luas. Kalau di cruise yang ditawarkan hotel, sepertinya menggunakan kapal yang lebih besar. Isinya bisa ratusan turis. Jadi di sini kesannya lebih akrab, lebih eksklusif. Bahkan pada suatu saat saya bisa duduk sendirian di dek bawah, di meja makan. Turis lain lebih suka terkena angin di dek atas. Jadi seperti private yacht hehe (lihat gambar).
Keuntungan lain dari cruise trip yang semi ekslusif ini, guide pun bisa lebih intensif dalam memberikan informasi. Saya jadi lebih paham sisi kehidupan European and Asian side of Istanbul.
Cruise memang membawa kita menyusuri selat Bosphorus, melihat bangunan dan peninggalan sejarah di kedua sisi selat. Melewati kolong jembatan yang menghubungkan kedua sisi ini, baru memutar kembali ke pelabuhan di Galata Istanbul saat matahari hampir terbenam. Take a look at that glorious sunset of Istanbul skyline. Magic!

Suatu destinasi penutup Liburan Sendirian saya yang berkesan. Terima kasih Istanbul! Insya Allah saya akan kembali!
