Hari terakhir di New York, masih ada satu spot yang belum saya kunjungi. Well, sebetulnya masih banyak sih, secara New York is such a big city. Banyak sekali iconic places and point of interests yang kerap kita lihat di referensi populer atau film-film Hollywood.
Tapi yang satu ini mah bagi saya wajib kunjung. Atau at least wajib lihat. Daripada penasaran. Terutama karena sudah lama kan berurusan dengan jalan yang satu ini? Kiblat pasar modal dan keuangan dunia. Acuan profesional keuangan dari sisi produk dan peraturan. Di mana keberhasilan dan keserakahan tipis jaraknya. Cerita sukses berseling dengan kisah tragis.


Dalam perjalanan menuju ke sini, sembari menaiki NY Subway yang tidak bisa dibilang modern dan bersih, saya merasa takjub akan kota ini. Mungkin di Metro line ini, setiap hari berdampingan Investment Bankers berpenghasilan puluhan bahkan ratusan milyar per tahun, dengan pengamen bersuara lembut yang mencari kepengan dollar untuk makan. Kesenjangan penghasilan tertinggi di dunia mungkin terjadi di sini.


Tapi itulah New York. Kota yang kontras. Di satu sisi menjadi kiblat modernitas keuangan dunia, namun di berbagai sudut hanya menerima uang tunai. Kontras. Sekontras risk and return yang menjadi paham utama pialang Wall Street.


