
Sebelum keberangkatan kami ke liburan di Amerika Serikat ini, Rafif sudah menanyakan museum ini: Intrepid. Diberitahu temannya, kalau museum ini “must see“.
Sebetulnya saat kita naik Circle Line cruise di hari-hari pertama di New York, kita sudah melihat museum ini. Museum yang asalnya adalah kapal induk USS Intrepid yang sudah pensiun, dan kini dijadikan air & space museum. Saat kita melihat dari jauh, sudah timbul keinginan untuk mengunjunginya. Tapi baru kejadian di hari terakhir kami berada di New York.


Kabar baiknya, Museum Intrepid ini termasuk di dalam paket New York Explorer Pass yang sudah dibeli Elok, istri saya sebelum kita berangkat. Paket seharga USD130 yang membolehkan Anda untuk memilih 5 destinasi populer di New York. Dan Museum ini salah satunya. Kalau Anda tidak menggunakan New York Pass, harga tiket untuk dewasa adalah USD35. Jadi memang lebih hemat apabila membeli New York Explorer Pass.
Saat pertama masuk ke dalam museum ini, terus terang saya dan Rafif langsung star struck. Melihat dari dekat USS Intrepid yang besar dan gagah, serta deretan pesawat-pesawat yang nangkring di flight deck (landasan pesawat terbang) kapal induk. We feel like kids in candy store!
Tapi kami tidak buru-buru ke flight deck. Awalnya kita masuk ke dalam lambung kapal induk, atau yang disebut hangar deck. Di dalamnya terdapat informasi sejarah mengenai USS Intrepid. Juga deretan pesawat dan persenjataan yang digunakan saat masa operasinya. Ternyata kapal induk ini tua sekali dan menyimpan banyak sejarah. Mulai beroperasi sejak Perang Dunia II, atau tepatnya tahun 1943. Dan sempat survive dari serangan kamikaze tentara Jepang.









USS Intrepid juga ternyata besar sekali. Panjangnya 250 meter, tingginya sampai 8 lantai dan dalam masa operasional membawa 3000 crew.
Museum secara runtut mengajak pengunjung untuk melihat-lihat ruangan-ruangan yang ada di kapal. Mulai dari ruangan untuk war briefing, ruangan pengendalian, dapur, ruang tidur kelasi sampai ruang pengamatan radar. Disertai dengan foto-foto saat ruangan tersebut digunakan dalam masa Perang Dunia II. Saya dan Rafif heran sekaligus kagum membayangkan 3000 crew dapat hidup berbulan-bulan di dalam kapal, dan tentu saja dalam ketegangan menyabung nyawa di setiap harinya.
Sampai kemudian kita akhirnya naik ke flight deck. Di atas sinilah tampaknya puncak atraksi dari Museum Intrepid. Deretan pesawat-pesawat modern yang sebagian besar justru tidak pernah beroperasi di Intrepid. Seperti pesawat jet stealth SR-71, pesawat tempur populer F-14 Tomcat dan F-16 Falcon. Dan juga pesawat tempur favorit Rafif, F-4A Phantom. Rafif sibuk memotret pesawat-pesawat ini dari jarak dekat. Saya, Elok dan Aya juga memanfaatkan momen untuk foto bersama dengan latar belakang mesin-mesin yang memukau ini.










Di flight deck juga terdapat satu galeri khusus. Yakni Space Shuttle gallery. Di dalamnya terdapat space shuttle yang pertama dibuat, yakni Enterprise. Pesawat ini tidak pernah terbang ke luar angkasa. Tapi ia berjasa dalam testing untuk terbang dan landing setelah dilepas di udara dari pesawat B747 yang menggotongnya. Dan di museum ini juga saya baru tahu, kalau nama “Enterprise” dipilih karena adanya petisi dari fans Star Trek untuk menamakan pesawat ulang alik pertama ini dengan nama pesawat di film seri Star Trek yang terkenal.



Akhirnya kita pun meninggalkan museum Intrepid dengan hati senang. Ini museum benar-benar keren! Saya jadi ingat jaman sekolah dulu sering membaca mengenai jenis-jenis pesawat militer dan kapal induk. Di museum ini saya kesampaian melihatnya dari dekat. Sangat direkomendasikan untuk Anda yang senang dengan hal-hal berbau pesawat, angkasa ataupun militer.
Terima kasih untuk Rafif yang menyuarakan keinginannya untuk mengunjungi museum ini. Hours well spent!