
Dunia sepakbola fans Manchester United dan Liverpool memang sedang bertukar tempat.
Circa 10 tahun yang lalu, Liverpool hampir sama kondisinya dengan Red Devils saat ini. Gonta ganti pelatih tidak membuahkan hasil. Evans, Hodgson, Dalglish (mirip dengan Ole, fans’ favorite) tidak memuaskan.
Kadang menang lawan tim kuat, sering kalah dengan tim medioker. Posisi liga terpuruk di posisi 7-8.
Sementara MUTD saat itu juara liga berturut2, juara UCL juga. Apalagi Antar Klub. Top of this world.
Sampai kemudian John Henry membeli @LFC di tahun 2010 dan secara bertahap merubah tatanan tim
Di bawah Brendan Rodgers, Liverpool hampir juara kalau tidak karena tragedi “Gerrard slip” di tahun 2014.
Gagal dengan Brendan, owner menunjuk Klopp yang dipercaya dapat membangun gaya sepakbola yang diinginkan Anfield.
Klopp tidak langsung berhasil. Hanya menempati posisi 8 pada musim pertama. Tapi musim2 berikutnya konsisten di Top 4. Hampir juara tahun lalu. Karena owner mendukung visi Klopp dengan merekrut pemain2 yang diinginkan. Van Dijk, Salah, Mane, Wijnaldum, Firmino.
Sayangnya owner @ManUtd tidak seperti Henry. Strategi rekruitmen pemain berantakan. Filosofi sepakbola yang diharapkan juga tidak jelas. Yang dikedepankan sukses komersial.
Tak heran Mourinho pun ‘mutung’ di musim terakhirnya.
Keinginannya memperkuat squad tidak didukung kemampuan klub merealisasikan target mendapatkan pemain. Ingat saat dia bilang meraih posisi 2 di musim keduanya merupakan salah satu prestasi terbaiknya. Now we know he didn’t mean to be funny.
Memang banyak yang kritik karena gaya Mourinho yang suka beli pemain mahal tidak sesuai filosofi klub yang di jaman SAF & Busby terkenal dengan produk home grown.
Lah sudah tahu kan memang Mou begitu? Yang tunjuk dia siapa? Komit dan konsisten dong dengan konsekuensinya.
Nah sekarang kalau Ole yang ditunjuk filosofinya apa? Mau kembali seperti era Fergie dengan mengandalkan pemain muda?
Ya kalau gitu sabar. Rashford, Greenwood, Williams, McTominay sudah muncul di permukaan. Menyusul Pogba. Nurture them. Take baby steps.
Tapi kan mereka masih miskin jam terbang. Dukung juga dong dengan rekruitmen posisi lain yang berpengalaman.
Fergie dulu walaupun punya Class of 92 juga beli Cantona kok. Dwight Yorke. Ferdinand. Berbatov.
Saat kering talenta muda juga beli young prodigy Rooney dan Ronaldo.
Tapi coba lihat kemampuan klub sekarang dalam membeli pemain. Incer siapa yang dapet siapa. Telat lagi. Bayar kemahalan (ingat Fellaini?). Man Utd sekarang punya biaya gaji termahal ke empat di dunia. Dengan posisi 4 di Liga Inggris saja gak kesampaian.
Jadi kesalahan bukan hanya di sisi Ole. Lebih besar di petinggi klub malah. Bahkan mungkin owner nya juga, si Glazers sialan. Mau apa?
Mau pelatih berpengalaman mengembangkan anak muda? Waktu itu LVG dipecat.
Mau quick glory? Kemarin kok Mourinho nggak didukung penuh.
Lha sekarang sudah tunjuk Ole, ya kan tahu memang Ole juga masih belajar jadi manajer. His previous managerial track record memang tidak cemerlang kan? Dukung dong dengan tunjuk Director of Football kek. Jadi akuisisi dan filosofi bola bisa lebih bener.
Mengganti Ole dengan Pochettino misalnya, saya rasa tidak akan merubah keadaan apabila tidak ada perubahan fundamental @ManUtd mengelola sisi sepakbola dari klub.
Untuk para fans Man United seperti saya, ya pesan saya: “show your true colors”. This will be a quite bumpy ride in years to come. Kalau gak tahan, tuh ada tetangga sebelah yang lebih sukses. Be my guest, move on.
Atau sekalian hijrah ke Anfield? Ketahuan glory hunter.
Saya sih akan selalu ingat pesan Sir Alex di perpisahannya, “always support your club, your manager, no matter what”
Saat seperti ini sudah pernah dialami Sir Alex. Beliau tahu persis justru di saat seperti ini dukungan fans paling dibutuhkan.
Masak baru tujuh tahun hidup tanpa juara liga sudah mewek. Malu dong sama fans sebelah yang 30 tahun masih kencang menyanyikan “You’ll Never Walk Alone”.
Roda kehidupan akan kembali berputar. Percayalah. GGMU.
Sesaat setelah menyaksikan Manchester United kalah dari Burney di Old Trafford, 0-2. Setelah sebelumnya juga kalah dengan skor yang sama di Anfield.