
“Rejeki ini dari Allah Bu. Kami hanya sebagai perantara..”
Kalimat ini selalu saya sebutkan usai mewakili perusahaan kami, BTPN Syariah, menyampaikan kabar gembira kepada empat orang nasabah di Lampung dan Palembang. Mereka terpilih sebagai salah satu dari 320 nasabah yang akan kami berangkatkan dalam program “Umroh 1 Pesawat” di bulan Februari tahun depan.
Dua tahun absen karena pandemi, program yang ditunggu-tunggu nasabah (dan karyawan) ini kembali hadir. Nasabah yang terpilih adalah ibu-ibu yang mampu memimpin sentra-nya dengan baik. Ukurannya: sentranya tumbuh pesat. Jumlah pesertanya bertambah. Usahanya meningkat. Jumlah pembiayaan berlipat. Kesejahteraan keluarganya membaik. Dan sang ibu mampu membimbing pesertanya untuk mengamalkan empat perilaku BDKS yang kami harapkan dari setiap nasabah: Berani berusaha, Disiplin, Kerja keras dan Saling Bantu.

Setiap momen penyerahan selalu mengharukan. Sebagian besar tidak menyangka. Karena memang setting-annya adalah kejutan. Bahkan di salah satu sentra tim membuat skenario “prank” melibatkan Pak Lurah. Jadilah sang ibu menangis gemetar. Diiringi alunan Tak percaya. Tak menyangka, salah satu mimpinya Insya Allah akan terwujud.
Inilah kekuatan mimpi.

Ya, mimpi. Saat nasabah bank kami akan memulai pembiayaan, ada satu ritual yang kami lakukan. Yakni: “Gali Mimpi”. Dalam ritual ini, kami menanyakan mimpi apa yang ingin mereka wujudkan dengan mendapatkan pembiayaan usaha dari BTPN Syariah. Tiga besar mimpi yang muncul adalah: menyekolahkan anak sampai kuliah, memiliki rumah sendiri dan tentu saja, “ke tanah suci”.
Jadi bisa dibayangkan. Setelah bertahun-tahun Ibu-ibu ini merintis usahanya, mengejar mimpinya, salah satu mimpinya akan terwujud. Gratis lagi. Siapa yang tidak menangis bahagia. Saya saja yang ikut menyaksikan ikut bahagia. Ikut terharu. Ikut bangga.

Inilah hasil kerja keras mereka. Rejeki dari Allah swt. Kami hanya perantara.