Berita putihnya Gelora Bung Karno kemarin terpecah dengan kabar surat dari mantan Presiden Republik Indonesia, S.B. Yudhoyono (SBY).
SBY mengirimkan surat kepada fungsionaris Partai Demokrat berangkat dari rasa keprihatinannya terhadap format kampanye oleh Capres 02 di GBK kemarin.
Saya tidak mau menyoroti soal bagaimana acara di GBK kemarin. Bagaimana hal tersebut menimbulkan polarisasi rasa sebagian bangsa Indonesia yang merasa tidak terwakili.
Yang saya lihat, keprihatinan Pak SBY atas kampanye “tak lazim” dan “ekslusif” hari ini di GBK menunjukkan tidak solidnya platform politik Kubu Capres 02.
Bisa dibayangkan apabila koalisi ini menang. Pemerintahan akan terhambat karena tarik menarik kepentingan ideologi.
Kubu Islam sayap kanan yang dipimpin oleh PKS akan mendorong kepentingan-kepentingan paham agamis mereka. Prabowo dan SBY sebagai mantan prajurit, saya yakin pasti kental darah nasionalisme-nya. Berusaha menghambat. Namun ada yang membelenggu mereka. Komitmen ijtimak ulama.
Komitmen ini menjadi harga tawar dari kelompok kanan. Mereka merasa berjasa. Berkat dukungan mereka Prabowo bisa naik jadi Presiden. Jadi sudah sewajarnya tuntutan mereka wajib diakomodasi.
Disinilah pergumulan koalisi yang berbeda paham akan terus terjadi selama masa pemerintahan. Karena sejujurnya, platform politik Gerindra dan Demokrat adalah “nasionalis”. Lebih dekat dengan PDIP, daripada dengan PKS.
Apa akibatnya?
Rakyat yang jadi korban. Program pemerintahan menjadi tidak optimal. Ribut terus. Wong mencari kata sepakat untuk memilih Wagub DKI saja belum beres sampai sekarang. Gimana mau mengurus negara?
Lalu program-program terdahulu mandeg karena entah tidak seide atau gengsi meneruskan program Jokowi. Paling banter ganti nama, biar “terasa beda”.
Akhirnya ekonomi jadi tidak tumbuh seperti yang diharapkan. Lapangan pekerjaan tidak menjadi semakin mudah. Pendukung Kubu 02 merasa koalisi tidak bisa memenuhi janji dan dibohongi. Fenomena yang mirip terjadi pada gerakan populisme di kasus Brexit dan Trump. Pendukung Kubu 01 akan tersenyum kecut sembari menyahut, “I told you so”.
Untungnya, hal di atas ini hanya terawangan saya saja. Belum tentu terjadi.
Untuk mencegahnya, mari sama-sama ke TPS tanggal 17 April 2019. Pilih Nomor 01 yang sudah kelihatan hasil kerja nyatanya. Kita lanjutkan kemajuan, kita perbaiki yang masih kurang.
Insya Allah. Aamiin.