
Menjelang pandemi, di akhir 2019 saya sempat menjelajahi Jogja. Malah sebelumnya eksplorasi kota tempat kelahirannya di London sana. Kali ini giliran kota kelahiran saya, Semarang, yang disambangi Batman.
Menginap di hotel di Jalan Gajah Mada, saya start pukul 6 pagi. Destinasi pertama adalah Kota Lama, Semarang. Karena sehari sebelumnya sempat melewati kawasan ini. Terlihat apik dan asri saat ini. Beda dengan beberapa tahun lalu. Saya sudah berangan-angan untuk mengambil foto bersama Batman di sini.
Dan betul memang perkiraan saya.
Sampai di kawasan Kota Lama, Senin pagi benar-benar mendapati seperti kota mati. Tidak ada pengunjung seperti di sore hari. Saya jadi leluasa bereksplorasi mengambil foto. Ini salah satunya:

Ide foto ini saya dapat saat melewati selasar Kota Lama yang amat fotogenik. Sinar matahari pagi berada di depan jalan yang membuat obyek terbentuk dalam silhouette. Awalnya saya foto dengan menunggangi si Batman. Kok malah pose hasilnya wagu 😬. Jadilah terpikir untuk berpose sambil melompat.
Percaya atau tidak, ini foto take perama yang saya ambil dengan melompat. Kagum juga saya dengan hasilnya yang pas melayang di atas sepeda. Call me talented. Or simply lucky 😊
Setelah itu saya sempat berputar-putar di kawasan ini, dan mengambil beberapa foto di sudut-sudut yang menurut saya fotogenik. Termasuk foto di pinggir kanal Kota Lama yang saya upload di awal postingan ini.

Puas mengambil foto di Kota Lama, saya menuju ke arah landmark kota Semarang yang lain: Tugu Muda.
Simbol kota Semarang ini terletak di ujung Jalan Pemuda. Berhadapan dengan gedung ikonik Lawang Sewu. Taman seputar Tugu Muda pun kini juga dihias cantik. Menjadi sangat instagramable.
Sayangnya untuk berpose dengan latar belakang Lawang Sewu tidak memungkinkan pagi itu. Karena arah sinar matahari ada di belakang Lawang Sewu. Mengakibatkan backlight. Jadilah saya hanya foto dengan latar belakang Gedung Museum Mandala Bakti, yang juga berasitektur peninggalan Belanda.


Tentu saja, tidak lengkap kalau tidak bersepeda mengitari pusat kota Semarang. Ya, mana lagi kalau bukan Simpang Lima. Salah satu Runabout terbesar di Indonesia.

Asyiknya ternyata di sisi terdalam dari putaran Simpang Lima ini dikhususkan untuk jalur sepeda. Sangat ideal untuk nge-loop. Apalagi tadi pagi hari Senin, jadi jalur sepeda sepi pengguna. Saya jadi leluasa memacu Batman sampai kecepatan rata-rata 30 km per jam dalam beberapa putaran. Hitung-hitung latihan endurance. Sedap!

Finally, sebelum kembali ke hotel, saya menyempatkan melewati kawasan Universitas Diponegoro di Imam Bardjo. Hitung-hitung kan saya sempat kuliah di sini. Dan mantan pacar (baca: istri) juga alumnus Undip. Jadi memang banyak kenangan nostalgia di jalanan seputaran Imam Bardjo sini.
Senang rasanya kembali ke Semarang. Tanah kelahiran. Lain kali mungkin akan mencoba rute lebih jauh ke kota atas. Naik Black Panther (road bike) mungkin ya?
