
Tak terasa, Rafif sudah sampai di penghujung studinya di Lasalle College of Arts.
Rafif baru saja menyelesaikan final project-nya. Dan sebagai salah satu syarat kelulusan, adalah memamerkan hasil karya mereka di Art Exhibition di kampusnya.
Weekend ini kami menyempatkan diri untuk pergi ke Singapura. Bersama dengan Rafif menyaksikan hasil karyanya. Yang selama 6 bulan lebih dikerjakan.
Ini merupakan karya konsep film animasi. Judulnya “The Drone Defender”. Karakter robot penghancur meteor yang mengancam planet.
Dalam membangun karakter robot ini Rafif terinspirasikan dari sosok burung hantu. Menurut referensinya, burung hantu merupakan salah satu burung yang sangat terampil dalam mempertahankan sangkarnya. Sosok burung hantu inilah yang dijadikan dasar dalam pembuatan the drone robot.

Drone Defender dikendalikan oleh seorang karakter perempuan. Ketika saya tanya kenapa karakter perempuan, Rafif menjelaskan karena Drone Defender sudah tampil sebagai sosok yang “bulky” dan “macho”, dia ingin sosok penyeimbang. Jadilah ia ciptakan karakter wanita yang lean dan terampil mengendalikan si robot.
Dalam proyek animasinya ini, Rafif juga diwajibkan untuk membuat karakternya dalam bentuk tiga dimensi dengan media clay. Awalnya ia ingin membuat si Drone Defender. Namun setelah sekian lama mencoba, dan kesulitan secara teknis membuat clay Drone Defender yang sedang terbang, akhirnya karakter wanita ini yang dipilihnya untuk dibuat. Dengan pose sedang mengendalikan Drone Defender melalui gauntlet controller yang ada di tangannya. Hasilnya sangat bagus menurut saya. Walaupun ia akui, pembuatannya terburu-buru dalam empat hari sebelum dead line.



Masih ada satu karya lagi yang harus ia selesaikan. Film animasi itu sendiri. Yang terdiri dari 800 frames untuk sekian menit animasi. Saat ini pun Rafif masih berjibaku untuk menyempurnakan karyanya. Sebelum nantinya ditayangkan dalam “Industry Night”. Saat di mana banyak pelaku industri di Singapura akan melihat karya-karya mahasiswa Lasalle.
Go get it son. You got this!


