Gowes Lembah Gunung Merapi ke Pakem Sleman

Keindahan alam lembah Merapi dari Palagan ke Pakem

Betul-betul keputusan tepat semalam saya menghubungi teman lama saya, Mas Nyonyo. Beliau ini penggiat aktif gowes di Jogja, dan dapat dikategorikan atlit downhill. Pemahamannya terhadap jalur bersepeda di Jogja sangat mumpuni.

Jadi saat saya tanya rute bersepeda di lereng gunung Merapi dari hotel saya di Palagan, Mas Nyonyo memberitahu saya secara rinci. Spot-spot dan jalan-jalan yang saya harus lalui. Yang blusukan, bukan sekedar jalan utama. Termasuk juga arahan penyemangat, “nah di jalan ini, kalau cuaca cerah, Gunung Merapi akan terlihat indah”.

Whatsapp chat dengan Mas Nyonyo, dan hasil rute di Google Map

Berbekal informasi Mas Nyonyo, saya masukkan ke dalam waypoint route di Google Map (bagi yang tertarik untuk menggunakan rute yang sama, silahkan klik tautan berikut untuk memasukkan rute dan waypoint ke dalam Google Map). Tambah membuat tidak sabar untuk segera mengaspal.

Dan benar saja, rute yang saya lalui betul-betul rute gowes yang menyenangkan.

Rute ini bertujuan ke Warung Ijo, yang disebut Mas Nyonyo “Warung Goweser Jogja”. Terletak di Desa Pakem, sekitar 13 km dari hotel saya. Sebagian besar jalurnya menanjak. Walaupun seingat saya tidak ada jalur menanjak yang membuat saya harus menuntun sepeda. Tidak terjal. Tapi cukup membuat ngos-ngosan karena jarang ada jalan yang mendatar, apalagi menurun.

Setelah lepas dari jalan utama Tentara Pelajar menuju arah timur, kita dimanjakan dengan pemandangan pesona alam desa Jogja. Kiri kanan sawah menghampar. Pepohonan juga lebat di kiri kanan. Senyum penduduk desa yang dilewati ikut menyambut. Gowes saya tambah semangat.

Pemberhentian pertama untuk foto adalah di Desa Wisata Watu Ledhek. Di sini ada air terjun buatan yang cukup instagramable. Sudah menjadi photo spot wajib untuk para goweser yang lewat sini. Saya pun tidak ketinggalan:

Selfie di air terjun Watu Ledhek, Sinduharjo

Saya menghabiskan waktu cukup lama di sini. Berusaha mendapatkan foto yang sempurna. Tidak dapat-dapat. Maklum, karena saya gowes sendirian, dan usaha untuk menempatkan Joby Gorilla Pod tidaklah mudah. Sempat sedikit frustasi, tapi lalu saya diingatkan. Perjalanan masih panjang. Masih mungkin banyak pemandangan di depan yang akan ditemui.

Air terjun buatan di dekat Desa Wisata Watu Ledhek

Dan benar saja. Lepas dari spot ini, ternyata pemandangan semakin indah. Jalan aspal memang menjadi semi offroad. Namun hamparan sawah dan pohon di kiri kanan membuat saya tersenyum. Dan ini semua disempurnakan dengan menyembulnya puncak Gunung Merapi di balik awan.

Awalnya saat saya baru mulai masuk kawasan desa, Gunung Merapi hanya terlihat sedikit puncaknya. Tapi Alhamdulillah, ternyata nasib baik mengiringi saya pagi ini. Awan sedikit-demi sedikit menghilang, menampakkan sang gunung berapi dengan indahnya di sisi utara.

Memang sangat disarankan kalau mau bersepeda di sini untuk berangkat sepagi mungkin. Setelah matahari terbit. Karena semakin siang memang kecenderungan Merapi akan semakin banyak diselimuti awan tebal.

Saya pun sibuk mengambil foto. Tetap berikhtiar mengambil foto dengan kamera mirrorless Fuji saya dengan bantuan si Joby. Susah bener. Hanya dapat satu foto.

Foto dengan Merapi di latar belakang, hasil Fuji dan Joby

Sampai akhirnya saya meminta tolong seorang Bapak petani tua yang ramah menyapa saya. Saya beri arahan untuk memfoto saya dengan iPhone. Dan ternyata hasilnya jauh lebih bagus daripada saya pakai kamera Fuji dengan Joby. Matur nuwun sanget Pak!

Foto terbaik hari ini. Hasil foto Pak Petani. Makasih Pak!

Dan itulah memang sisi lain nikmatnya bersepeda di Jogja. Perasaan tenteram, karena menemui orang-orang desa yang dengan ramah membalas sapaan Anda. Jogja memang istimewa.

Kembali ke laptop.

Saya kemudian melanjutkan gowes menuju Warung Ijo. Kini rute kembali ke jalan aspal mulus. Jalan tidak terlalu besar dan tidak ramai. Nikmat lah gowes. Menggunakan gigi rendah, nilai aerobik menanjak lembah Merapi sedikit demi sedikit memberi kepuasan tersendiri. Saya yakin ini yang membuat goweser Jogja juga jarang bosan dengan rute ini.

Jalan mulus, pemandangan cantik, cuaca sejuk

Akhirnya setelah meneruskan gowes menanjak ke arah utara, saya sampai di Desa Harjobinangun, Pakem. Sempat berfoto sebentar di SMP 3 Pakem, saya akhirnya sampai di tempat tujuan: Warung Ijo.

Foto dengan sepeda pinjaman di depan Warung Kita

Dan memang benar ini adalah warung goweser Jogja. Warungnya sendiri cuman kecil. Yang dijual selain minuman, adalah gorengan dan jajanan desa. Tapi sepertinya memang ini destinasi wajib buat yang gowes ke arah lereng Merapi. Paling tidak untuk tempat istirahat. Yang mengunjungi semuanya goweser.

Foto wajib di mural

Setelah beristirahat sejenak, saya kemudian beringsut pulang. Dan inilah nikmatnya gowes ke Pakem. Jalur pulangnya full downhill. Tidak perlu gowes. Jadi kelelahan tadi menanjak sampai ke Pakem dibayar lunas dengan semilir angin dan kencangnya sepeda meluncur turun. Nikmat sekali.

Jogja memang istimewa. Termasuk wisata sepedanya. Silahkan dicoba.

Bahagia bersepeda di Jogja!
Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s