
Bu Sumarni berasal dari Kendal, Ngawi. Tidak sampai 5 tahun yang lalu Bu Marni ini menghidupi keluarganya sebagai kuli pemecah batu. Kerjaannya setiap hari memecah batu gunung untuk jadi kerikil. Dibayar harian. Yang jumlahnya tentu tak seberapa.
Dalam suatu kesempatan, Bu Marni mendapatkan kesempatan untuk sewa lahan tempatnya mencari batu. Berbekal hubungan tetangga dengan sesama ibu-ibu pencari nafkah di kampungnya, Bu Marni bergabung dalam sentra kumpulan ibu-ibu nasabah BTPN Syariah. Dan mendapatkan pembiayaan untuk membayar sewa lahan tersebut.
Pinjaman awal hanya sejumlah 1.250.000. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, usaha dan pinjaman Bu Marni semakin meningkat. Sekarang pembiayaan yang diterima sudah 45 juta rupiah. Lahannya sudah bukan sewa lagi, tapi sudah jadi hak milik. Bekerja sama dengan suaminya, kini keluarga Bu Marni juga sudah memiliki 4 truk pengangkut material. Menyalurkan batu-batu ke pemborong di sekitar Ngawi.
Titelnya sudah bukan lagi “kuli pemecah batu”. Tapi sudah jadi “pengusaha dagang material”. Dari usaha ini Bu Marni sudah bisa menyekolahkan dua anaknya sampai tingkat universitas. Bahkan salah satu anaknya sebentar lagi akan lulus jadi Dokter.
Resmi sudah, Bu Marni terentaskan dari kemiskinan. Karena bukan hanya Bu Marni memiliki penghasilan yang mencukupi. Tapi karena anak-anak Bu Marni pun sudah dibekali pendidikan yang memungkinkan mereka untuk naik kelas lagi hidupnya dari hidup Bu Marni saat ini.
Kisah Bu Marni ini saya dapat saat mengikuti Safari Ramadhan dengan Nasabah Inspiratif BTPN Syariah. Dilakukan di penghujung bulan Ramadhan lalu. Karena masih jaman pandemik, tentu saja Safari Ramadhan ini dilakukan dalam bentuk daring.
Dan saya tidak hanya bertemu Bu Marni. Tapi juga Bu Agatha, pengusaha dagang krupuk dari Sumenep. Bu Nasiha, produsen krupuk ikan dari Surabaya. Bu Risatul Chasanah, pedagang ayam potong di Jember. Dan Bu Agustina, produsen tahu tempe di Dompu. Mereka semua adalah ibu-ibu tangguh yang berhasil meningkatkan taraf hidup keluarganya dengan berani berusaha. Dengan bantuan BTPN Syariah dan dukungan ibu-ibu di sentra kampungnya, mereka tumbuh. Keluar dari jurang kemiskinan ke ladang kesejahteraan.
Sungguh layak untuk mereka disematkan gelar “Nasabah Inspiratif”. Dengan segala privilege, akses dan kesempatan yang kita miliki, apa yang kita tidak bisa?
Kalau mau berusaha keras, apapun yang kita inginkan pasti akan kita dapatkan. Usaha keras tidak akan menghianati.
Setuju Mas.. thanks komennya
Nice
http://idopedia.org/