
Ternyata tersiksa dalam mendaki naik sepeda itu membuat ketagihan. Tak puas minggu lalu ikut triathlon di Sentul, jadilah pagi ini kembali menyusuri Km 0 via jalur Rainbow Hills.
Beberapa pelajaran saya hari ini:
- Pertahankan cadence stabil, baik saat nanjak atau jalanan datar bahkan turun. Lebih baik ganti gears. Putaran 60-70 rpm sepertinya pas untuk saya. Resep jitu nanjak tanpa tuntun ☺️
- Lebih baik pakai ban profil tipis dan wheelset yang profil tipis juga. Mengganti ke wheelset standar di profil 35 dan ban 25 ternyata berdampak banyak pada keringanan menanjak.
- Pemahaman rute itu penting. Karena sudah beberapa kali melalui jalur ini, jadi cukup familiar dengan spot-spot tanjakan berat. Jadi bisa menyimpan tenaga, dan mental (ini penting) karena sudah tahu berat dan panjangnya.
- Jangan terpengaruh apabila ada goweser yang menyusul Anda. Walaupun dia pakai seli, dan Anda pakai roadbike. Abaikan. Tetap fokus pada cadence dan ritme Anda. Karena bisa jadi dia atlit yang sedang menemani istrinya pakai seli. Atau memang lagi buru-buru mau kondangan. Atau yang sering terjadi, biasanya nanti dia nuntun kok di tanjakan depan ☺️
- Sebisa mungkin pandangan difokuskan ke bawah saja. Menunduk. Jangan memandang ke arah tanjakan. Bisa lemes dengkul kalau sadar tanjakan masih panjang. Tapi jangan sampai meleng nabrak angkot di depan 😬
- Sambil nanjak, dengarkan musik-musik pemicu energi. Pilih playlist lagu “Jump”, “Viva La Vida”, daripada Hati yang Luka apalagi “I’ll Make Love to You” (ketahuan usia).
- Kalau mau memecahkan Personal Record di Strava, kurangi stop-stop untuk ambil foto! 🤪 (no brainer really)

